“apa makanannya enak?” tanya freya, aku hanya mengangguk dan terus memakan makanan buatan freya
“aku sudah mengurus surat untuk kuliah di kyoto” ujarku sambil memakan sandwitch buatannya
“kau akhirnya stuju untuk tinggal di sana?”
“ya, aku akan berusaha mandiri di sana” aku sebenarnya kesana karna aku tidak ingin jauh dari freya,
setelah saat aku menyelamatkannya di game, kami semakin dekat
“ciel.. aku senang sekali” kata freya sambil merangkulku. Ya, kami telah jadian sesaat setelah aku
mengatakan perasaanku. Saat ini kami sedang di rumah berdua, dan hiru sedang sekolah. Jadi, aku ingin
menjadikan saat aku bersamanya menjadi saat yang menyenangkan
“tapi, kau harus bisa menjaga agar tidak memecahkan gelas lagi ya” candaku
“tidak akan, lagipula kau kan tidak seperti hiru yang mudah marah” dia masih memeluk tanganku.
“aku akan tinggal cukup jauh darimu, tapi. Aku akan mengunjungimu bila kau ingin” kataku
“sebenarnya bertemu di game juga tidak mengapa” kata freya senang
“baiklah, aku tidak memaksamu. Tapi, jaga diri ya, karna kau akan kesana duluan kan?” tanyaku
“ya. aku harus mengurus barang barang yang akan di kirim dari rumahku” jawab freya, aku hanya
mengangguk dan tersenyum,
“ehm,, maaf ganggu acaranya” kata seseorang di belakangku
“hiru, aku tidak tahu kalau kau pulang” kataku
“jelas kau tidak tahu, karna kau tidak memperhatikan jam dan hanya berpacaran” jawab hiru sambil
melangkah ke kamarnya
“tunggu” kataku sambil menahan tangannya
“aku mau istirahat, dan aku juga tidak ingin melunturkan kebersamaan pasangan baru” kata hiru. Aku
melepaskan tanganku dan terdiam karna sikap hiru sangat berubah
“sudahlah, nanti juga dia akan membaik sendiri” freya mencoba menenangkanku
“ya, mungkin kau benar” tambahku
“kau harus melihat ini” ujar freya sambil mengambil buku dan menunjukan sebuah gambar
“apa itu?” tanyaku
“ini adalah gambar adikku, dia laki laki, dan dia hanya bisa bahasa inggris”
“adikmu sangat pandai menggambar” kataku
“Lalu, Bagaimana denganku?” tanya nya
“kalau kakaknya mungkin pandai merayu(?)” kataku menahan tawa, freya pun yang mendengarnya
tertawa lepas
“kau ini, kau pikir aku wanita seperti apa?”
“kau itu, wanita yang sangat mencuri perhatian lelaki” jawabku sambil tertawa
“aku tak pernah mengira kalau kau memiliki sifat humoris juga ya?” tanyanya
“banyak hal yang belum kau ketahui, seiring berjalannya waktu kau juga akan mengetahuinya” kataku
“hmm.. kau benar” kata freya tersenyum
“jangan kaget jika kau tahu tingkahku di kampus nanti ya” kataku
“hahaha.. aku adalah orang yang pertama mengejekmu” kata freya sambil menjulurkan lidah
“coba saja” tantangku
“baik, kau akan menarik perkataanmu” kata freya
“kalau begitu aku akan menarik pipimu” kataku sambil beranjak menarik pipinya
“sakit.. ciel” freya berusaha melepaskan tanganku
“hahahah, aku jadi kasihan padamu” kataku sambil melepaskan pipinya
“kau curang” kata freya
“curang?” tanyaku
“ya!” jawabnya ketus
“orang sepertimu tidak cocok berakting” kataku
“hahahahaha.. kau pikir aku tidak bisa ber akting?” tanya freya
“memang” jawabku “kau juga belum mengetahui banyak hal. Dan kau akan mengetahuinya” kata freya sambil tersenyum
“hahahaha. Berhenti mengikuti ucapanku” kataku sambil terus tertawa
“tak akan” katanya sambil berdiri
“aaaa” tiba tiba freya menarik pipiku sangat kencang
“kita impas” kata freya senang
“cih” kataku kesal
“hehehehe!. “freya hanya tertawa melihat reaksiku
“akan ku buat kau menyesal” ancamku
“lalukanlah” kata freya menantangku sambil berlari, aku bangkit dan akan menangkapnya. Tiba tiba, ada
telpon masuk ke handphone freya
“sebentar, ada telpon” kata freya masih terdengar tawa kecilnya, aku duduk dan membiarkannya
mengangkap telponnya, aku sangat senang hari ini, aku bisa tertawa kembali meski hiru berubah
sikapnya, tapi aku yakin aku akan mengubah hiru seperti dulu lagi dan. Aku akan hidup bahagia dengan
hiru sebagai adikku
“ciel, aku ke kafe bandara dulu” kata freya
“hmm, mau ku antar?” tanyaku
“tidak perlu, aku di tunggu oleh pamanku” kata freya sambil menggunakan jaketnya dan keluar rumah.
“freya kemana?” tanya hiru yang dari tadi siang belum keluar kamar
“dia bilang mau ke kafe bandara, yah mungkin urusannya panjang, hingga dia belum pulang sampai sore”
jawabku
“yang terpenting, apa kau lapar? Mau ku belikan makanan?” tanyaku
“tidak, terima kasih. Lagi pula, kau kan sudah pacaran, biar ku beri tahu satu hal” kata hiru
“apa?” tanyaku
“jangan membagi perhatianmu pada wanita lain jika sudah ada orang yang menjadi kekasihmu” jawab
hiru
“kau ini, aku akan membagi perhatianku padamu, karna kau adikku” kataku
“bagaimanapun, tidak ada ikatan antara keluargaku denganmu, kecuali sahabat, dan bagaimanapun juga
kau bukan kakakku, meski kau menganggapnya begitu” kata hiru berbelit belit
“memang, tapi. Aku harus memperhatikan orang yang telah ku anggap adik dan juga orang yang telah di
pesankan oleh ibumu untuk ku perhatikan, apa itu salah?” tanyaku
“kalau begitu, kurangi perhatianmu padaku,” jawab hiru
“karna jika terlalu perhatian pada seorang gadis yang tidak ada hubungan keluarga, akan menumbuhkan
rasa cinta” lanjutnya. aku terdiam oleh perkataanya, hari ini hiru sangat tajam ucapannya dan terlihat
seperti menyindirku
“apa yang akan kau lakukan?” tanyaku
“aku akan bermain game” jawab hiru, aku membiarkannya pergi ke kamarnya dan berusaha mencerna
ucapannya. Aku tidak pernah berfikir bahwa hiru akan mengatakan hal itu padaku, meski aku harusnya
sudah paham dari dulu, kali ini rasanya berbeda saat hiru mengatakan hal itu
“halo?”kataku saat sambungan telponku terhubung
“ciel? Ada apa?” tanya seorang dari sumber suara
“bagaimana kabarmu bu?” tanyaku
“aku baik baik saja, bagaimana dengan hiru?” tanya ibu hiru
“dia baik baik saja” jawabku
“jadi ada apa menelpon?”tanyanya
“apa ibu ingat bila aku akan segera lulus” tanyaku
“ingat, lalu?”
“Aku akan kuliah di kyoto, mungkin, ibu bisa tinggal di sini untuk menjaga hiru” kataku
“hmm, kapan ibu bisa kesana?” tanya nya
“mungkin minggu depan” jawabku
“baiklah.”
“terima kasih bu” kataku sambil mematikan telponnya. Dan menghubungi ayahku
‘yah, aku kuliah di kyoto dengan beasiswa, bilang pada wanita itu, hm., maksudku ibu, uangnya sudah ku
kirim, ayah tidak perlu tanya uang apa’ aku segera mengirim pesan ini ke ayahku dan meminum seangkir
air putih yang tersedia
“freya belum pulang?” kataku heran
“sudahlah, tunggu saja” batinku,
“kak” kata hiru “ya?”
“kau serius akan ke kyoto?” tanya nya
“ya, aku sudah bilang ibumu agar kau bisa tinggal dengannya: jawabku
“kenapa?” tanya nya
“karna, kau memang tdak ingin mendapat perhatian lebih dariku, jadi aku memutuskan akan pergi ke
kyoto” jawabku
“lalu kan akan mengingkari janjimu?” kata hiru
“janji? Maksudmu yang akan selalu menjagamu?” tanyaku
“ya, “ jawabnya
“karna kau tidak menginginkannya, lebih baik aku tinggal sendiri di kyoto” kataku
“kau tidak tinggal dengan freya?” tanya hiru
“tidak, karna di kampus, tidak bolah ada yang tinggal se rumah antara mahasiswa” jawabku
“apa kau bisa hidup sendiri?” tanyanya tidak percaya
“tentu, aku akan pergi dua minggu lagi, dan aku akan ospek 1 bulan kedepan” jawabku
“dan juga,” kataku menghentikan perkataan hiru
“jika kau tidak betah tinggal disini setelah aku pergi kyoto, kau boleh kembali ke keluargamu kapanpun,
asalkan” lanjutku
“asalkan?” tanya hiru
“kau tidak lupa bahwa aku pernah menjadi kakakmu” jawabku
“aku tahu, takdir tak selalu menyatukan seseorang, jadi aku harus meyakinkan diriku bahwa kau akan
bahagia jika harus pindah” lanjutku
“walaupun keinginanku adalah untuk tidak memutuskan ikatan keluarga ini” hiru terlihat terkejut
mendengar ucapanku dan langsung pergi ke kamarnya
“aku pulang” kata freya
“sudah?” tanyaku
“ya. aku pindah 3 hari lagi” kata freya
“aku akan kesana sekitar satu sampai dua minggu lagi” kataku tenang
“ku tunggu!” kata freya tersenyum sambil membuka tasnya
“hiru!!” freya memanggil hiru secara tiba tiba. Aku hanya memandang freya dengan bingung, beberapa
saat kemudian hiru datang dan melihat,
“makanlah, aku minta maaf atas apa yang ku lakukan, dan karna aku harus pergi ke kyoto 3 hari lagi jadi
ini hadiah untukmu” kata freya sambil menyerahkan sekotak makanan dan sebuah kotak
“terimakasih” kata hiru canggung
“tapi, hiru” kata freya
“apa?” tanya hiru
“bolehkah aku besok berjalan jalan dengan ciel 1 hari” tanya freya
“tentu, kau kan kekasihnya, tapi, jangan lebih dari sehari” jawab hiru sambil berjalan ke kamarnya, dalam
hatiku, aku senang melihatnya telah berbaikan dan melihat mereka ternyata cukup akrab
“freya, kau akan mengajakku kemana?” tanyaku
“hanya berjalan jalan di taman, dan aku akan memberikanmu hadiah” kata freya
“hmm aku kan tidak minta hadiah darimu” kataku
“aku yang akan membelikannya untukmu, karna kau telah menjadi pacarku” kata freya sambil memegang
tangaku
“hahahaa, kau ini, selalu bisa merayuku” candaku di ikuti oleh tawaanya yang membuatku sangat senang,
aku melanjutkan memakan makanan yang ia belikan
“ciel,” panggil freya
“ya?” tanyaku
“kau itu sangat mampu mambuatku nyaman” katanya membuatku sedikit malu
“kau lebih mampu menarik perhatianku hingga menyukaimu seperti ini” kataku
“kau juga sangat pintar merayuku” kata freya
“ini sudah malam, mungkin lebih baik jika kau tidur, karna kau bilang besok kita akan jalan jalan?”
“iya juga.. baiklah, aku akan tidur, Selamat malam ciel”
"Selamat Malam Freya"