Virtual Reality – It’s Not Only About Game .Chapter 24 - Hurts

Diposting oleh Label: di
[steath slash]
aku menyerang rajin, orang yang tampak berdiri tegak saat yang lainnya lari ketakutan.
“tak ku sangka kau mengambil jalan ini” kata rajin sambil mengangkat tongkat kayunya
“apa kau mencoba menghentikanku?” tanyaku
“kenapa kau mengambil jalan ini?!” tanya rajin tegas padaku
“aku hanya ingin mencegah hal buruk, meski dengan yang lebih buruk” jawabku seraya mengangkat
pedangku
“aku tahu apa yang kau rasakan, dan juga. Aku bersedia di bunuh oleh orang yang memegang tanggung
jawab dari komandan, aku sengaja kabur dari tugasku sebagai tim darurat karna sudah merasakan hal ini,
tapi. Ingat satu hal, jangan gentar di jalan ini.kau akan mendapatkan asupan kekuatan yang sangat besar”
kata rajin sambil melempar tongkatnya ke atas
“aku datang” 
[steath slash]
“maafkan aku...” kataku dengan rasa bersalah yang sangat besar karna menghabisi sahabatku sendiri
“tidak perlu meminta maaf, aku akan selalu mengenangmu sebagai sosok penyelamat” kata rajin saat hp
nya sedang berkurang hingga nol dan avatarnya menghilang dari hadapanku,
“RAJIN!!” fujin tampak terkejut saat melihat sahabat atau saudaranya mati dengan mudah di tanganku
“penghianat!! Kau akan membalasnya!!”
[Sword Pierce]
Tiba tiba andro datang saat aku telah menusukna dengan seranganku, sepertinya dia memberikan
serangan ilusi pada fujin
“fujin,, lihatlah betapa hina nya dunia game ini!” kata andro sambil menatap mata fujin 
“dan kau.. lihat mata ini” andro menarik kepalaku dan membuatku menatap matanya, seketika aku merasa
gelap, sangat gelap
“kenapa kau memberikan ilusi padaku?!” tanyaku pada sosok andro yang juga berada dalam dunia
ilusinya sendiri
“aku akan membuatmu menyelesaikan ini, azunagi. Teknik ilusi yang membuat orang bergerak sesuai
kehendak pemberi ilusi, dan mengirim lawannya ke dunia ilusi” jawab andro
“apa yang akan kau lakukan dengan tubuhku?!!” tanyaku kesal.
“aku akan membuatmu menguasai teknik ilusi, agar kau bisa melawan nightmare tanpa menyebabkan
kekacauan, teknik ilusi milikku hanya azunagi dan tsukira. Azunagi untuk menggerakkan lawan sebagai
pasukan dan membuat lawannya ke alam bawah sadarnya untuk berbincang, dan tsukira untuk mengirim
lawan ke alam bawah sadarnya dan bertarung di sana, tapi tubuhnya diam, ku rasa nightmare menguasai
‘azunami dan absorbtion” jelas andro
“untuk apa itu?” tanyaku
“absorbtion untuk membuat dirimu tidak bisa di sentuh oleh objek apapun meski hanya untuk beberapa
menit, tapi saat dia di dalam waktu tunggu untuk menggunakan absorbtion kembali ia bisa menggunakan
azunami. Lawan tetap bertarung dengannya, tapi hakikatnya lawan bertarung dengan temannya atau
dirinya sendiri” jawabnya
“yang menyebabkan kematian rujitsu sepertinya azunami, saat kami  menusuknya, tiba tiba kami jadi
saling menusuk” batnku
“saat kau bertarung dalam tsukiri, waktumu hanya 10 menit, kau harus mengalahkannya agar membuat
dia kehilangan kendali pada tubuhnya selama 3 menit, di saat itu, gunakan waktumu untuk
menghabisinya jika gagal, gunakan azunagi, agar kau bisa menggerakkan tangannya untuk mereset semua
panel grand masternya” “intinya, azunagi untuk menggerakkan lawan, tsukiri untuk menghentikan pergerakan lawan, azunami
untuk mengecoh, absorbtion untuk membuat dirimu tidak bisa di lukai dan juga menghisap apapun ke
dimensi lain” kata andro
“apa yang terjadi jika aku kalah dalam tsukiri?” tanyaku
“kau akan langsung tersadar, saat di tsukri, kau akan kehilangan kemampuanmu, jadi permainan
pertarungan disanan adalah pertarungan skill unique, kau sudah punya  itu” jawab andro
“sudah, aku harus mengendalikanmu untuk membunuhku!” kata andro
“apa maksudmu?”tanyaku
“cara kau menguasainya hanya dengan membunuhku” kata andro. Tiba tiba aku tersadar dengan keadaan
diriku sedang menusuk andro dan dia sudah kehilangan hp nya
“semua orang bergantung padamu!” kata andro di saat terakhinya bersamaan dengan aktifnya
kemampuan ilusiku setingkat dengan adro
“kau kejam!!! Membunuh temanmu sendiri” teriak fujin sambil menangis, bagaimanapun, wanita seperti
fujin akan menangis di saat dia tidak punya kesempatan menang, dan bagaimanapun aku tidak bisa jika
harus membunuh fujin,
“fujin. Bencilah aku, kau sangat lemah, mulai dari sekarang, kenanglah hari ini selama 24 jam!” kataku
[tsukiri]
Aku meninggalkan dirinya dan membiarkannya, bagaimanapun, ku yakin fujin kalah dalam tsukiri,
lagipula aku bisa merasakan bertarung padanya meski aku sedang berjalan keluar dari tempat itu,
“maafkan aku” batinku sambil menunduk di atas atap guild. Aku menatap kosong ke bulan, merasakan
tidak adilnya game ini,meski aku ingin berhenti, aku harus menghentikan nightmare terlebih dahulu.
“itu pembunuhnya!!” kata para pasukan penyelamat yang baru datang. Aku membuka topengku dan
menanamkan ilusi pada mereka
“itu Leon?!”
[azunagi]
Aku melompat ke atas, seketika mata mereka sama dengan mataku, jadi mereka ada di bawah kendaliku
“jika sepeti ini mungkin akan mengasikkan” batinku, para pasukan itu menerang satu sama lain dengan
agresive, dalam pikiran mereka, mereka sedang dalam mimpi indah dan sedang bersantai saja. Tapi,
mereka sedang mengambil nyawa mereka satu sama lain, satu persatu mulai menghilang tanda sudah
tewas, aku masih menahan agar air mata tidak turun dari mataku, aku harus menahan melihat kawanku
yang sudah lama mendukungku, sedang ku kendalikan untuk saling menghabisi satu sama lain
[ice burst]
><

Aku terpaksa keluar dari game karna aku tidak kuat menahan diriku yang melakukan perbuatan keji walaupun hanya di game. setidaknya aku sudah di kenal sebagai Pembantai, dan akan di cari sebagai buronan yang di icar oleh tim yang di
bentuk oleh Game master untuk mencegah terjadi pembantaian sesama player, meski nightmare juga
harusnya di incar karna yang dia lakukan tidak jauh beda dengan apa yang ku lakukan, setidaknya dia
lebih mahir dalam serangan tiba tiba
“kakak!!.” Suara hiru di luar mengagetkanku, aku segera bangkit dan membuka pintu untuknya
“ya?” tanyaku
“sudah hampir 2 hari kau di dalam game!!” katanya sambil memarahiku
“lalu?” tanyaku
“kapan kau berangkat ke kyoto?” tanyanya balik
“kapan orang tuamu datang?” tanyaku
“nanti siang” jawabnya
“berarti aku perginya juga siang” kataku sambil berjalan kedalam kamar dan mengambil
handphoneku,hanya ada satu pesan dari freya, yang membritahukan alamatnya. Aku keluar kamar untuk
mandi dan bersiap siap pergi namun, handphoneku berdering
“halo?” kataku saat menganggat telpon
“yo. Ciel, kau sudah mengambil kesempatan untuk kuliah ya?” ayahku menelponku, sungguh merupakan
hal yang sangat langka seumur hidupku
“ya. dan, merupakan hal yang aneh untukku menerima telpon darimu” jawabku sedikit ketus
“bisa dibilang, saat ini ibu sedang tidak ada di kantor, jadi aku leluasa menelponmu” katanya
“sepertinya kau seorang lelaki yang mudah di kendalikan oleh wanita ya?” tanyaku
“ciel, apa kau yakin terus berhubungan dengan freya?” tanya ayahku membuatku terkejut
“ya. apa masalahmu? Lagi pula ayah tau dari mana tentang freya?” tanyaku “aku lebih setuju bila kau memiliki hubungan dengan hiru” kata ayah
“hei hei, ayah bercanda? Hiru itukan adikku” kataku
“tapi kan dia bukan adik kandung, jadi aku lebih setuju kau dengannya meski ibumu tidak, dan juga
menurut ayah, freya itu terlalu berlebihan dan terlalu memintamu untuk memberi banyak hal padanya,
dan hiru, ayah dan ibu kandungmu juga tahu, kebaikan dia sehingga mengijinkannya tinggal denganmu” 
“cukup yah!. Aku tidak ingin kau bahas ibu kandungku, dan juga. Aku tidak akan menyesali keputusanku
tentang freya!” kataku tegas
“semuanya terserah padamu, dan 1 minggu lagi, ayah akan pergi ke kyoto untuk menemuimu, ayah sudah
tahu alamatmu” katnya sambil menutup telpon, aku kembali meneruskan untk mandi dan bersiap akan
berangkat ke kyoto
“Apa maksud perkataannya?” gumamku, aku merasa terusik dan terbebani dengan perkataan dari ayahku,
apa maksudnya aku dengan hiru?, yang jelas perasaan kami hanya sebatas kakak beradik. Tidak lebih dari
apapun
“kak!, ibuku datang!” kata hiru  dari ruang tamu, aku segera menyelesaikan mandiku untuk
menyambutnya
“sudah akan berangkat ya ciel? Tanya ibu hiru, aku hanya mengangguk dan tersenyum. Terlihat hiru
berbisik sesuatu dengan ibunya dan membuat ibunya terkejut dengan ucapannya, aku melanjutkan
aktivitasku mengemas bajuku dan alat virtual reallity milikku
“silahkan minum teh nya bu” kataku sambil memberikan teh untuknya
“terima kasih ciel, ibu berharap kau kembali ke rumah ini dengan cepat” kata ibu hiru tersenyum
“iyaa, aku usahakan untuk serius kuliah” kata ku 
“hiru, sekarang giliranmu untuk belajar serius, kau harus bisa kuliah sepertinya dengan beasiswa hingga
lulus” kata ibu hiru meledek hiru
“aku juga akan mendapat beasiswa” kata hiru 
“ibu mau makan apa?” tanyaku
“tidak perlu merepotkan, yang terpenting kan kau harus berangkat ke kyoto”  jawabnya
“keretanya dua jam lagi bu” kataku tersenyum
“ciel, ada yang ingin aku bicarakan” kata ibu hiru sambil melangkah keluar
“hiru, dia ingin pindah” kata ibu hiru,
“kau serius bu?” tanyaku
“ya, apa kau sedang bertengkar dengannya hingga membuatnya ingin pindah?” tanya ibu hiru
“sepertinya tidak” jawabku setengah berbohong,
“meskipun hiru akan pindah, ku yakin dia bisa meraih mimpinya di sana” lanjutku
“aku akan memberikan alamatku jika aku dan hiru telah sampai ke rumahku” kata ibu hiru
“iyaa.. dan juga, maafkan aku karna tidak bisa menjaga hiru dengan baik” kataku 
“tidak apa apa, ibu juga senang dia tidak merengek minta pindah saat sedang sekolah seperti dulu” 
“bu aku harus berangkat sekarang” kataku sambil mengambil barang barangku
“ciel, semoga menyenangkan ya disana” kata ibu hiru, aku hanya mengangguk dan tersenyum padanya
“ibu, terima kasih untuk motivasi untukku agar aku tetap semangat untuk sekolah, dan hiru, jaga diri. Aku
akan tetap mengabarimu seperti saat kita masih serumah, adikku. Sampai jumpa” kataku dalam hati saat
meninggalkan rumahku dan pergi menuju stasiun
Posting Komentar

Back to Top