"kak bangun. sudah jam 6” kata hiru membangunkanku
“hmm.. aku tidak masuk” kataku malas
“kalau begitu aku berangkat dengan siapa?” tanya hiru
“baiklah.. baiklah. Aku cuci muka dulu” jawabku sambil bangun dan mengelus rambut hiru. Kulihat dia hanya tersenyum. Aku pergi ke kamar mandi sekedar untuk membersihkan wajahku dan menggosok gigi, kemudian aku kembali lagi dan memakai jaketku
“ayo berangkat” kataku pada hiru saat menyalakan motorku
“iyaa kak” jawab hiru sambil menaiki motorku. Aku segera berjalan mengantarnya ke sekolahnya, saat di jalan aku sengaja menutupi wajahku agar tidak ada yang mengetahui bahwa sebenarnya aku malas sekolah
“kak.” Kata hiru pelan
“ya?” jawabku
“nanti kau bisa jemput aku?” tanya hiru
“mungkin. Aku usahakan” jawabku singkat
“aku pulang lebih cepat. Jam 12”kata hiru mengingatkanku
“ya. tunggu aku di depan sekolah” kataku sambil berhenti, karna aku telah sampai ke sekolah
“oke.. kalau begitu terimakasih kak” kata hiru senang dan masuk sekolah. Aku memperhatikan
langkahnya dari belakang. Namun, hiru membalikan badannya dan melambaikan tangannya padaku
sambil terus berjalan. Aku hanya tersenyum melihat sikap nya yang sangat ke kanak kanakan
“dasar anak itu” gumamku sambil menjalankan motorku untuk pulang. Aku hanya melamun di jalan.
Lalu, aku melihat ada sebuah boneka di toko yang sepertinya bagus bila ku berikan untuk hiru. Aku
menyempatkan memberhentikan motorku di sana dan berjalan ke dalam, aku mengambil boneka tersebut dan mengambil sebuah buku melukis, karna hiru mungkin juga menyukai melukis, dan juga karna bakatnya tidak tersalurkan, ia sering menggambar di buku sekolahnya
“wah. Jarang ada lelaki membeli boneka se bagus ini. untuk pacarmu ya” kata sang kasir di toko ini
“hahah. Bukan, ini untuk adikku” jawabku tersenyum
“oh begitu, mungkin orang yang menjadi adikmu akan sangat senang memiliki kakak sepertimu, karna boneka itu tergolong mahal dan jarang ada lelaki yang berkorban membelikan itu untuk adiiknya “
“terima kasih,” ucapku sambil menerima barang tersebut dan membawanya ke luar toko dan kembali
menjalankan motorku ke rumah dengan cepat, mengingat aku ada janji dengan freya.
“sepertinya aku terlalu lama berdiam di toko ya” gumamku saat sampai rumah dan melihat sudah jam
setengah delapan. Aku memegang boneka tersebut dan melihat lihat bentuknya yang cukup lucu. Aku
membayangkan bila hiru tahu kalau aku yang memberikannya. Tiba tiba, handponeku berdering
menandakan telpon
“halo?” jawabku
“leon, aku akan berangkat naik pesawat. Mungkin akan cepat, karna tidak ada jadwal transit dan pesawat akan langsung ke tokyo” kata freya dari telpon
“jadi aku berangkat sekarang?” tanyaku
“ya. nanti saat aku turun pesawat akan ku kabari” kata freya saat dia menutup telponnya. Aku segera
menggunakan jaket hitam dan berbagai atribute hitam kecuali syalku, aku menggunakan syal hijau yang pernah hiru berikan padaku, dan segera pergi keluar. Aku menjalankan motorku ke bandara dengan
santai. Karna aku memang pasti sampai kesana lebih dahulu, mungkin aku bisa membeli sarapan untukku dulu di sana
“huh. ternyata melelahkan juga ya” gumamku saat telah sampai bandara dan memarkirkan motorku
“mungkin aku bisa membeli beberapa makanan dulu” kataku dalam hati saat melihat tidak ada pesan di handphoneku yang berarti dia belum sampai aku berjalan ke sebuah kafe untuk membeli beberapa
makanan dan minuman untuk sarapanku, dan juga karna aku sudah sangat lapar jadi aku membeli
makanan sedikit lebih banyak. Aku terus menyantap makananku dengan santai dan tidak terburu buru
“leon. Aku sudah turun pesawat” freya memberikan pesan padaku
“oke, kau ke kafe, aku ada di meja dekat jendela dan di pojok”balasku
Aku kembali meminum kopi yang kupesan tadi, jujur aku sedikit merasakan grogi. Karna seumur
hidupku aku jarang memberi janji untuk bertemu dengan wanita kecuali adikku sendiri
“maaf, apa ini?’ kata seseorang sambil mengambil bangku di mejaku. Aku menatapnya dengan terkejut
“maksudmu” tanyaku karna tidak mengerti maksud orang itu
“aku freya, apa ini leon?” tanyanya sambi meletakkan tasnya dan duduk di tempatku
“ya.” jawabku singat sambil menatapnya. Aku sangat heran, freya ternyata tidak seseuai dengan apa yang aku bayangkan saat itu, ku pikir dia tidak menarik dan lebih berdandan berlebihan mengingat dia orang kaya. Namun, dia jauh lebih baik dari bayangan itu, meskipun dia blasteran wajahnya masih wajah orang asia meskipun rambutnya pirang dan lurus, dia tidak terlalu mencolok dengan make up berlebihan seperti beberapa orang kaya yang ku kenal. Dia jauh terlihat lebih anggun dan lebih feminim
“hey. Ada apa melihatku seperti itu?” kata freya yang baru ke temui di dunia nyata
“tidak, dan jika disini panggil aku ciel” kataku sambil mencari topik pembicaraan
“oke, “ jawabnya singkat
“bila di game, leon. Karna aku memiliki dua nama” kataku sambil meminum kopi. Ku lihat freya
memperhatikan ke arah jam kasir yang sangat ramaim karna aku memang memesan lebih jadi ku
putuskan untuk memberikannya ke freya
“hey. Minumlah. Aku sudah membelinya saat menunggumu” kataku sambil membrikan segelas lemon tea padanya
“terimakasih ciel” jawabnya sambil menerima minuman dariku aku hanya memperhatikan cara dia
meminum nya, dia terlihat sedikit berbeda dengan hiru, dari fisik, dia memang lebih tinggi dari hiru dan juga, penampilannya lebih modis walau tidak berlebihan, meski aku juga tidak ingin hiru menjadi orang yang modis, membayangkan sikap kekanakan hiru, jadi dia lebih cocok menjadi feminim. Dari sikap, sepertinya freya sedikit lebih dewasa. Meskipun sepertinya aku yang lebih tua darinya. Tapi dia lebih dewasa dariku.
“hey. Kau melamun lagi” kata freya sambil menekuk sedotannya
“m. Maaf’ kataku gugup
“Apa jangan jangan kau memikirkan kekasihmu?”kata freya
“maksudmu” jawabku singkat
“ya. mungkin memikirkan ap kekasihmu akan marah bila aku dan kau bertemu berdua seperti ini” jawab freya tersenyum
“yang benar saja. Aku tidak memiliki seseorang seperti itu” kataku
“sungguh?” tanya freya menggodaku
“sudahlah, habiskan minumanku dan pergi, ku tunggu di motor itu” kataku sambil menunjuk sebuah
motor dan pergi ke luar untuk duduk di motorku dan mempersiapkan bila aku hanya perlu jalan. Entah kenapa freya lebih mudah berbicara padaku, padahal saat di game aku yang memulai pembicaraan padanya.
Mungkin karna aku berhadapan dengan avatar game yang menjadikan aku berani menatap dan berbicara dengannya. Tapi kali ini rasanya aku sulit berbicara padanya
“ayo jalan” kata freya menukul pundakku
“kita harus kemana?” tanyaku
“mungkin aku mampir ke rumahmu dulu” kata freya
“baiklah” aku segera menjalankan motorku ke rumah, aku menjalankannya dengan cepat karna aku juga harus menjemput hiru di sekolah. Aku harus bisa membuat hiru senang karna beberapa hari ini aku selalu merepotkannya
“kau memang terobsesi dengan kecepatan” kata freya saat ku lajukan motorku dengan cepat
“diamlah.. aku harus konsentrasi” kataku pelan. Rasaya saat membawa freya aku lebih merasa jantungku berdetak cepat, karna aku baru kali ini membonceng seseorang yang bukan hiru atau ibuku. Kali ini rasanya aneh. aku merasa pundakku lebih harus menjaga jarak agar tidak membuatku kehilangan konsentrasi
“rumahmu jauh” freya membuka pembicaraan
“ ya. lumayan lelah juga” jawabku
“ohh.. semangat tuan ciel” ledek freya
“ya,” jawabku
“gawat!” kataku saat aku telah sampai rumah dan melihat aku telah terlambat sepuluh menit untuk menjemput hiru,
“ada apa? “ tanya freya. Tanpa menjawab aku membuka pintu rumah,
“freya. Masuklah dan duduklah, aku harus pergi sekarang”
“baiklah, sepertinya penting” kata freya sambil masuk, aku menutup pintu dan langsung pergi ke tempat hiru lebih cepat, aku takut hiru akan marah lagi padaku. Meskipun aku takut freya mengira boneka yang tadinya akan ku berikan pada hiru itu untuknya. Aku hanya bisa berharap sesuatu yang lebih baik dari itu
“hiru?” panggilku saat aku telah sampai sekolah, dia hanya menatapku
“maafkan aku, aku terlambat hingga 10 menit” kataku
“sudahlah, ayo pulang kak” kata hiru menaiki motorku. Aku menjalankan motorku dengan pelan,
“hiru, menurutmu. Aku kuliah atau tidak?” tanyaku pada hiru
“menurutku, kau kuliah tapi, jangan jauh jauh”
“kenapa?” tanyaku
“entahlah” jawab hiru
“rumah terlihat aneh sekarang,” kata hiru saat kami sudah sampai rumah
“aneh?” tanyaku
“aneh, karna harusnya saat tidak ada orang lampu mati, dan tidak mungkin kau lupa, karna lampu rumah kita seluruhnya otomatis,” kata hiru bingung
“kau belum tau ya?” tanyaku
“kau kan belum memberitahukannya padaku” kata hiru sambil memukul pundakku
“hahahah.. hentikan itu.” kataku sambil menangkap tangan hiru
“jadi ada apa?”tanya hiru padaku
“ada tamu”Jawabku
“siapa?” tanya hiru lagi
“kau juga akan tau jika kau sudah bertemu, atau ada baiknya jika kau yang berkenalan dengannya”
jawabku sambil berjalan ke pintu dan memegang pungaknya
“aku pulang” kataku saat membuka pintu
“aku... pulang” kata hiru saat melihat bahwa tamunya seumuran denganku
“ciel.. dia?”
“perkenalkan, oke. Aku ciel .. dan ini adikku, hiru. Dan kau adalah freya, ku harap kalian akan bisa berteman” kataku memotong perkataan freya
“salam kenal” kata hiru sambil pergi ke kamarnya dengan cepat
“aku harus ke dalam sebentar. Tunggulah di sni” kataku pada freya dan mengejar hiru
“hiru.”panggilku, dia hanya menghentikan langkahnya
“kenapa kau?” tanyaku
“tidak, tapi.. tamunya sangat cantik. Pantas untukmu kak” kata hiru tersenyum
“kau ini bicara apa?” kataku santai
“aku harus istirahat” kata hiru saat aku hendak menghampirinya. Dia pergi ke kamarnya dan langsung menutup pintu