“dia adikmu?” tanya freya saat aku telah kedepan
“ya. kenapa?” tanyaku balik
“tidak, sepertinya kau sangat dekat dengannya, dan sepertinya dia cerdas” jawab freya
“dia memang adikku yang cerdas, mau ku buatkan teh?” tanyaku
“baiklah,” kata freya. Aku berjalan ke dapur untuk membuatkan teh pada freya, walaupun aku bisa saja
menyuruh hiru, tapi. Aku kasihan karna dia baru pulang sekolah, jadi ku putuskan aku saja yang
membuatnya
“ini teh nya” kataku saat memberinya teh
“terima kasih ciel” balas freya tersenyum
“ya.” kataku singkat sambil meminum teh tersebut
“kau hanya tinggal berdua?” tanya freya
“ya. ibuku dan ayahku di luar negeri” jawabku
“kau beruntung”kata freya
“beruntung?” tanyaku
“kau di izinkan sekolah di sini. Aku tidak pernah di izinkan untuk tetap tinggal di tokyo untuk sekolah,”
jawab freya
“huft mungkin nasib kita sama” gumamku
“ya. maka dari itu kita di pertemukan di game” balas freya tersenyum
“adikmu kemana?” tanya freya
“dia sedang istirahat, mungkin dia lelah”
“apa kau ada rencana kuliah?” tanya freya lagi
“entahlah, aku belum tau” jawabku
“Bagaimana jika kau ikut denganku?, kita ke kyoto” ajak freya
“entahlah, aku belum memiliki tujuan saat ini” jawabku
“ikut saja, kita bisa log in di tempat yang sama” kata freya
“aku masih bingung” kataku sambil melirik ke arah lorong yang menuju ke kamar hiru, aku melihat hiru
sedang berdiri dekat kulkas dan memperhatikan dari situ, aku hanya memberi isyarat mata untuk kesini,
tapi dia malah kembali ke kamarnya.
“ciel” panggil freya memecah lamunanku
“oh.. ya?”
“apa ada kamar lagi?” tanya freya
“ada, di kamar tamu. Tapi belum terlalu rapih. Jadi, jika kau ingin menempati kamarku juga tidak
masalah”
“aku di kamar tamu aja” kata freya sambil mengangkat barang bawaanya
“ku bantu” kataku sambil membantunya dan membawa tas besarnya ke kamar tamu, lalu aku
membersihkannya dengan penyedot debu dan ku sapu sedikit
“terimakasih ciel” kata freya
“ya. sementara, kau mungkin tinggal di sini,”
“hmm, kamar mandi dimana?” tanya freya
“ini” kataku sambil membuka pntu kamar mandi di kamar tamu
“terima kasih” kata freya.
“aku harus mandi dulu” kata freya sambil beranjak masuk kamar mandi
“ya. bila perlu seseuatu hubungi nomorku saja” kataku sambil menutup pintu, aku berjalan ke arah kamar
hiru untuk sedikit berbicara dengannya
“hiru” kataku saat mengetuk pintu kamarnya. Tak lama hiru membuka pintunya dan langsung menarikku
masuk ke dalam
“hey?” tanyaku bingung
“kak, orang itu akan tinggal di sini?” tanya hiru
“memang kenapa?. Dia bisa membantumu untuk mengerjakan pekerjaan rumah” kataku
“menurutku, dia tidak akan terlalu membantu” kata hiru “kenapa?” tanyaku heran
“karna, dia akan terus menempel padamu kakak” kata hiru sambil mengambil boneka yang tadi ku
berikan
“hahaha. Apa kau cemburu bila aku bersamanya?” tanyaku sambil menyentil dahi hiru dengan jariku
“tidak. Aku hanya takut kau berubah saat ada orang itu” jawab hiru
“jadi kau dapat boneka ya?” tanyaku sambil memegang boneka besar itu
“entah, di kamarku sudah ada saat aku pulang” kata hiru sambil memeluk boneka itu
“oh ya? apa ada peri yang memberikannya padamu?” tanyaku
“kau ini, ada ada saja “ kata hiru mencoba membalas menyentuh dahiku, tapi aku berhasil menangkap
tangannya
“kau tidak bisa melakukan padaku” kataku sambil menurunkan tangan hiru
“kak. Bersikaplah seperti ini terus” kata hiru
“baiklah, tapi. Aku ada pertanyaan”
“apa?” kata hiru
“menurutmu aku harus kuliah dimana?” tanyaku pada hiru
“di tokyo aja, dekat bandara” kata hiru memberi saran
“kalau di kyoto?” tanyaku
“jadi kau mau ikut orang itu ya kak?” tanya hiru
“bukan, karna aku menemukan jurusan yang sesuai denganku ada di kyoto itu” jawabku
“aku tidak yakin” kata hiru
“kau harus yakin hiru, aku kan kuliah ingin menguasai jurusan itu” kataku sambil memegang rambut hiru
“tapi jika kau ingin belajar, makau kau bukan kau” kata hiru
“aku kan harus jadi lebih baik” kataku, tiba tiba. Hanphoneku berdering,
“hiru aku harus ke depan dulu” kataku sambil keluar kamar hiru,
“ada apa?” tanyaku pada freya saat aku telah melihatnya di depan kamar
“tidak. Aku hanya merasa sedikit kesepian” kata freya.
“kak, aku akan buat makan malam” kata hiru tiba tiba,
“ku bantu” kataku sambil berjalan ke dapur
“ini belum jam makan hiru?” tanyaku
“tapi aku sudah lapar” kata hiru
“baiklah, ku bantu” kataku santai sambil membantu hiru menyiapkan alat alat masak
“lebih baik kau temani dia kak?” kata hiru sambil mengupas bawang
“kau ini, biasanya juga meminta bantuan” candaku
“tapi dia kesepian kak?” kata hiru
“baiklah, jika kau memaksa” aku meletakkan sarung tanganku di gantungan dan ku bersihkan tanganku.
“ciel, apa aku boleh makan di luar?” tanya freya
“makan di sini saja, kebetulan adikku akan masak” jawabku
“tapi aku takut merepotkanmu” kata freya
“sudahlah,”jawabku singkat
“kau bisa temani aku ke super market?, aku tidak tahu daerah ini” kata freya sambil memakai jaketnya
“sebentar” aku berjalan ke arah hiru untuk mengabari bahwa aku akan keluar bersama dengan freya
“hiru, aku akan pergi ke super market, kau ingin menitip?” tanyaku
“ya. aku menitip agar kau ingat untuk pulang” kata hiru santai
“tenang, akan ku belikan minuman” balasku sambil memakai jaket dan keluar,
“tidak usah naik motor” kata freya
“tapi, tempatnya sedikit jauh” kataku
“tidak apa, aku sudah biasa berjalan” kata freya sambil keluar rumah , aku hanya berjalan di belakangnya
“ke sini” kataku sambil menunjuk arah untuk pergi ke super market. Freya mengikutiku saja, kulihat dia
sangat senang melihat lihat jalan, sehingga aku bisa melihat pipinya sedikit berwarna merah, aku terus
berjalan ke supermarket dengan langkah sedikit cepat,
“ciel” panggil freya
‘ya?” jawabku
“kau aka beli apa di sana?” tanya freya
“ aku akan membeli segelas kopi untukku dan sebotol teh untuk hiru, adikku”kataku santai
“oh, kalau begitu aku akan meneraktirmu, mengingat tadi kau sangat baik dengan meneraktirku minuman
dan menjemputku” kata freya tersenyum
“baiklah, terimakasih sebelumnya” kataku “ya, aku senang bila bisa membantu orang lain” kata freya
“hahahaha” aku hanya tertawa ringan mendengarnya.
Saat aku sampai di supermarket , freya langsung mengambil beberapa cemilan dan membayarnya, sedang
aku menunggu di luar
“sudah” kata freya sambil keluar dari supermarket
“baiklah” kataku sambil beranjak pergi. Aku berjalan dengan langkah cepat. Namun, freya sudah sedikit
tertinggal, jadi aku menunggunya dan berhenti
“jangan terlalu cepat ciel, aku sedikit lelah, ternyata jauh juga ya”
“kan sudah ku bilang”
“maaf, tapi. Kita jalannya pelan saja ya”kata freya memelas
“baiklah” kataku sambil berjalan santai di sampingnya.
“ciel, minumlah” kata freya memberikan segelas kopi untukku
“nanti saja di rumah” jawabku
“minumlah” kata freya sedikit memaksa
“huh, baiklah”kataku sambil menerimanya dan meminumnya sambil tetap berjalan
“dudklah dulu di taman ini” kata hiru saat kami telah sampai di taman yang cukup dekat dengan rumahku
“tapi, hiru memintaku untuk cepat pulang” kataku
“sudahlah, kita akan pulang bila makanannya telah siap” kata freya sambil menarikku dan duduk di taman
“sebentar, ada pesan dari ayahku” kataku sambil berdiri dan sedikit menjauh dari freya. Aku berbohong,
sebenarnya aku hanya ingin mengabari hiru
‘hei.. aku sedang di taman, jika makanan siap berikan aku pesan’
“maaf lama” kataku sambil duduk di sebelah freya
“ya. ayahmu bilang apa?” tanya freya
“dia hanya menanyakan kabarku” kataku berusaha berbohong
“jadi, bagaimana keputusanmu tentang kuliah?” tanya freya
“aku belum bisa menjawab” jawabku
“baiklah, apa aku bisa log in di rumahmu?” tanya freya
“silahkan, aku tidak membatasi penggunaan internet di rumahku, jadi. Kau bawa alat virtual reality?”
tanyaku balik
“pasti, game itu adalah bagian dari hobbyku” kata freya tersenyum, kali ini berbeda dengan saat aku
mengobrol dengan avatar di game, freya dunia nyata lebih manis dari dalam game
“kapan kau akan log in?” tanyaku
“entahlah.” Jawabnya singkat
“baiklah” kataku
“ciel, apa aku tidak di perbolehkan untuk mengetahui nama aslimu?” tanya freya
“sebenarmya tidak masalah, asal kau tidak membeberkannya di game” jawabmu
“tenang saja ciel” kata freya
“oke, aku ciel lonlion” jawabku
“jadi leon itu dari lonlion? Pemilihan nama yang baik” kata freya tersenyum
“tapi, kau panggil aku di game leon.” Kataku, freya hanya mengangguk
“apa kau akan pergi saat mengetahui namaku dan tidak memberi tahukan namamu?” kataku
menyindirnya
“hahhahaah. Aku freya wolfheart” jawab freya
“nama yang bagus, tapi. Hal keliru menggunakan nama dunia asli dengan nama dalam game” kataku
santai
“aku sudah terbiasa dengan nama ini” kata freya sambil memainkan rambuntnya
“apa yang akan kau lakukan saat kau log in nanti?” tanyaku
“aku akan pergi meneliti boss” jawab freya
“bagaimana denganmu?” tanya freya padaku
“aku mungkin akan mencari informasi tentang pemimpin guild |scupture| “ jawabku
“jadi kita tidak party?” tanya freya
“mungkin” jawabku
“hey.” Panggil freya sambil melihat jalan ke rumahku
“wajahmu dengan di game mirip ya?” tanya freya
“hahahah. Sangat jauh” jawabku
“tapi. Aku melihatnya bahwa kau mirip dengan di game”
“apa kau sedang mabuk?” tanyaku “oke, izinkan aku melihat wajahmu dari depan untuk membedakannya, kau juga ku izinkan untuk melihat
wajahku dan membedakan wajahku dengan di game” kata freya, aku hanya meng iyakkan dan langsung
duduk menghadap freya, dia memperhatikan wajahku. Entah apa yang ada di pikirannya, aku hanya
melihat wajahnya tanpa memikirkan apapun. Aku hanya memerhatikan sedikit, ternyata avatarnya dengan
wajahnya sangat berbeda.
“kakak?” kata hiru mengagetkanku dan freya