Aku mengambil segelas teh yang ada di dapur, saat akan membawanya ke kamarku aku melihat ibu
sedang berjalan dari araah kamar hiru
“ibu apa yang kau lakukan?” tanyaku
“masuklah” jawabnya singkat. Aku masuk ke kamarku dan menutup pintu.
“minumlah” kataku sambil meletakkan teh di meja komputerku
“ibu ingin bertanya padamu” kata ibu
“ya” jawaku singkat
“siapa wanita yang tadi pulang bersamamu dan yang ada di kamar yang kau bilang panas itu?” tanyanya
“hiru” jawabku tenang
“hiru, perempuan yang dulu tinggal di sebelah rumah kita?, yang rumahnya ibu beli untuk melebarkan
rumah ini?” tanya ibu sedikit kaget
“Ya.” jawabku singkat
“sejak dia tinggal di rumah ini?”
“sejak aku kembali dari los angels untuk melanjutkan sekolah di sini, dan aku memintanya untuk tinggal
bersamamu” jawabku
“kau memintanya?!. Kenapa kau mau berbagi rumah dengan orang rendahan itu?” tanya ibuku kesal
“dapur, kamarnya dan kamarku adalah bagian dari rumah dia sebelum ibu membelinya, jadi dia masih ada
hak tinggal di kamar itu” jawabku
“apa? hak? Tidak ciel, rumahnya sudah ibu beli untuk perluasan rumah ini.”
“kau dan orang tuanya sama sama sedang di luar negeri, kenapa ibu harus mempermasalahkannya?”
tanyaku mulai kesal
“jelas ibu memparmasalahkannya. Ibu dan ayah ke los angles karna bisnis ayah berkembang pesat, dan
orang tua mereka ke bejing karna tuntutan hutang” kata ibu
“ya. memang mereka mempunyai hutang. Namun, Ku mohon kau jangan remehkan orang tuaku!” kata
hiru yang tiba tiba datang
“kau memang pantas di anggap remeh. Jika kau tidak mau, silahkan pergi dari rumah ini” balas ibu
“baik”
“jangan hiru, ini rumahmu. Kau tinggal di sini, dan aku tidak akan membiarkanmu pergi dari rumah ini”
ujarku sambil memegang tangan hiru, ibu yang tidak suka langsung melepaskan tanganku dengan sedikit
kasar.
“apa apan?” kataku
“pergi dari sini” kata ibu dengan keras pada hiru, kali ini hiru tidak bisa ku cegah untuk keluar dari
kamarku dan menutup pintunya.
“sekarang, ciel. Ayo ikut ibu, kita pergi ke los angles.” Kata ibu
“tidak akan, aku masih memiliki urusan di sini, ”
“urusan dalam game? Atau dengan wanita itu?” tanya ibu
“bagaimana jika dengan keduanya?” kataku sedikit menantang
“apa yang ia lakuan hingga kau seperti ini? berapa uangmu yang dia habiskan?”
“dia berjualan online, jadi dia tidak butuh uangku” kataku membelanya
“jadi kau menolak uang yang ayahmu berikan karna asik berjualan bersama gadis itu?”
“ya” kataku singkat
“kalau begitu” kata ibuku berjalan ke arah komputerku dan membanting monitorku hingga pecah. Aku
hanya diam menahan amarahku
“ikutlah ibu ke los angles” kata ibu sambil menarik tanganku. Aku masih terdiam untuk tidak marah,
namun. Aku tidak bisa menahan perlakuan ibuku.
“lepaskan!!” kataku sambil melepas paksa tanganku. Ibu hanya menatapku kesal.
“jika ibu tidak tau apa apa mengenai hidupku, dan jika ibu tidak bisa memiliki waktu untukku. Lebih baik
ibu tidak MENGUSIKKU!!” kataku kesal dan membentaknya.
“kau. Selalu tidak memiliki waktu untuku. Aku tidak suka bila kau bilang pada hiru bahwa dia membuat
hidupku berantakan, justru dia malah membuat hidupku lebih baik. Dan, bila ibu tidak mengerti apa apa lebih baik ibu tidak perlu menyalahkanku, tapi salahkanlah dirimu dan harta yang selama ini kau kejar!!”
kataku.
“ciel apa kau?” tanya ibuku
“menyukainya?. Jika ya bagaimana?” jawabku memotong pertanyaan ibu
“ciel.. kau benar benar.” Ibuku mengangkat tangannya
#PLLKK#
Hiru mendorongku ku belakang hingga dia yang terkena tamparan ibuku hingga jatuh dan aku segera
menangkapnya dan membantunya berdiri lagi
“tadinya aku ingin menampar anakku sendiri, tapi karna kau mengorbankan dirimu, tamparan itu memang
pantas kau dapatkan, karna kau merayu anakku.” Kata ibu. Dia hendak menampar lagi. Tapi, aku
melepaskan hiru dari tanganku dan menahan tangan ibuku
“jika kau berani menyentuh hiru lagi. Aku tidak akan segan Melakukan hal biasa kau lakukan padaku!!.” Kataku dengan tatapan sinisku.
“kenapa kau jadi seperti ini ciel?” kata ibuku
“tanyakan pada dirimu sendiri. Lagipula, aku tidak pernah mengingikan sosok yang mengambil bangku kekuasaan setelah merebut kebahagiaan ayahku dan aku.” jawabku sangat dngin
“aku sudah korbankan waktu untuk bertemu denganmu. Tapi, kau malah berbuat seperti itu padaku”
“sayangnya sudah terlambat, kau datang di saat aku tidak lagi membutuhkan kehadiranmu disini. Kau
juga datang saat aku sudah muak dengan kesibukan kalian. Aku sudah menganggap orang tua hiru yang
rutin menanyakan keadaan hiru dan aku setiap hari. Aku benci. Aku benci terlahir dari keluarga kaya
yang hanya sibuk mencari harta dan menggunakannya untuk membeli sesuatu yang tidak berguna. Dan
yang hanya memikirkan pendidikan anaknya tanpa memikirkan impian yang di miliki anaknya. Aku tidak
menemukan sosok orang tua pada diri kalian yang menganggap telah berbuat baik hanya karna telah rutin
memberikan uang. Justru, aku menemukan sosok orang tua pada orang tua hiru, walaupun tidak
mengirimkan uang, dia mengajarkan pada hiru tentang berusaha untuk mendapatkan apa yang dia mau,
impianku adalah bisa menjadi sosok yang membuat hidup orang lain lebih berwarna, bukan
menyingkirkan warna dari hidup orang lain untuk membuat hidup sendiri memiliki lebih dari satu warna”
kataku dengan panjang lebar sambil mengangkat hiru
“ku harap kau pergi. Aku tidak ingin mengganggu tetangga karna pertengkaran yang di sebabkan oleh
dirimu. aku tidak butuh uangmu. Dan, aku beli rumah ini darimu” lanjutku sambil meletakkan hiru di
kasurku dan mengambil seluruh uangku dam hanya menyisakan beberapa ratus ribu.
“hanya ada 12 juta hasil dari penjualanku dan hiru, akan ku lunasi nanti, harga rumah ini mungkin 30 juta,
tapi aku akan transfer tiap bulan” kataku sambil menyerahkan koper berisi uang ke ibu dan membawanya
keluar
“selamat menikmati uangmu” lanjutku sambil menutup pintu rumahku dan menguncinya. Aku
menyalakan lampu rumahku dan memasak air. Aku mengambil sebuah washlap dan mengompresnya
dengan air dingin
“maafkan ibuku ya hiru. Lagipula, kenapa kau merelakan dirimu untuk di tampar?” kataku sambil
memegang pipinya dan mengompresnya dengan air
“aw.”
“sakit? Maaf ya?” kataku menunduk
“kenapa kau bersikap seperti itu ke ibumu sendiri?”
“aku tidak pernah menganggap dia sebagai ibuku, dan juga. Dia ibu tiriku” Gumamku
“pantas, kau memang sedikit tidak mirip”kata hiru
“kau lupa? ibu kandungku meninggal saat aku masih smp, tak lama, sejak ayah menikah lagi dengan orng
itu,orang itu memaksa ayah keluar dari pekerjaannya yang dulu. Tak lama, usahanya menjadi besar, dan
orang itu membeli rumahmu untuk melebarkan rumah ini, dan tak lama kemudian pergi ke los angles .
kota asalnya, ayahku juga sebenarnya tak seperti itu saat masih bersama ibu kandungku. Tapi, ia berubah
saat menikah dengan wanita itu” kataku sambil mengambil fotoku saat ibuku masih hidup
“maaf tlah mengusiknya. Aw.. perih sekali” katanya
“ku mohon, rahasiakan ini dari siapapun ya?” kataku
“ baik kak”
“pipmu masih sakit?” tanyaku
“sudah tidak terlalu sih” jawabnya
“sekali lagi maafkan aku”
“tidak apa kak” kata hiru, aku mengambil handphoneku dan menghubungi nomer ibunya hiru
“untuk apa menghubungi ibu kak?” tanya hiru. Aku hanya meletakkan jariku di bibirku agar dia tidak
berbicara “halo ciel, ada apa menelpon malam malam?” kata ibu hiru dari telpon
“maaf kan aku bu.” Kataku dengan merasa bersalah
“maaf kenapa ciel?”
“tadi, aku bertengkar dengan ibuku, tapi. Hiru menghalangiku saat ibuku hendak menamparku, jadi dia
yang terkena tamparan, maafkan aku. Aku tidak bisa menjaga hiru” kataku
“itu bukan salahmu ciel, aku juga mengerti ibumu seperti itu, jadi. Kuharap kau bisa menghadapinya.
Menurutku, ikutilah kemauanmu sendiri, aku juga membiarkan keinginan hiru tinggal denganmu.” Kata
ibu hiru yang membuatku kaget
“jadi, hiru tetap sekolah di tempat yang sama saat dia lulus smp adalah karna keinginanya?” tanyaku
“ya. tadinya, aku akan membawanya pindah. Tapi, dia tidak mau. Oh, sudah ya. aku ada urusan dengan
ayahnya hiru” kata ibu hiru
“baik. “ kataku sambil menutup telponnya. Tiba tiba hiru mendorongku hingga aku hampir jatuh,
“ada apa dengan mu hiru?” kataku
“kenapa kau bilang ke ibuku?” kata hiru
“ibumu menyuruhku untuk menjagamu. Karna aku tidak bisa menahan saat kau di pukul, aku harus minta
maaf” kataku tenang.
“ tapi aku senang kak” kata hiru tersenyum. Aku hanya menatapnya heran
“kau kenapa hiru?” tanyaku
“tidak” jawabnya singkat
“kau kenapa?” tanyaku lagi
“walaupun aku tidak bisa mendapatkannya, aku bisa melindunginya. Aku senang” kata hiru. Aku hanya
menatapnya heran dan mendekatinya
“kak? Kenapa? “ tanyanya. Aku terus mendekatinya dan meletakkan tanganku di dahinya
“kenapa sih?” tanya hiru bingung
“kau positif sakit dan sedang jatuh cinta.” Kataku meledeknya. Wajahnya merah hingga mmembuatku
ingin menertawakannya
“jadi siapa ‘nya’ yang telah kau lindungi? Aku sedang bicara padamu tentang aku minta maaf ke ibumu,
tapi. Kau malah bilang telah melindungi seseorang. Hahaha” kataku menertawakannya
“kau sepertinya sedang flu hiru. Jadi terkadang tidak nyambung bila sedang berbicara” kataku
“kau ini”
“oh ya, jadi kau telah melindungi 2 orang hari ini. si ‘nya’ yang ada dalam hatimu dan aku. Hahaha,
terimakasih hiru” ucapku sembari tersenyum.
“dasar kau kak.” Kata hiru membalas senyumanku
“andai kau tau kak” gumam hiru, namun aku mendengar sedikit
“kau bilang apa hiru?” tanyaku
“bukan apa apa” kata hiru
“ayolah” kataku sambil berjalan ke kamarku