Aku memandang alat yang kemarin di belikan oleh alex padaku, sangat aneh. Aku memang sempat
tertarik pada game seperti itu, tidak ku sangka aku dapat memilikinya dengan gratis.
“aku pikir, aku bisa log in sekarang” kataku pada diriku sendiri. Aku segera keluar dari kamar untuk
memasak sarapan, ku pikir hiru akan bangun lebih siang. Aku memasak sesuatu yang mudah. Yaitu
burger, aku mulai memanggang daging dan roti sambil menulis di beberapa lembar kertas. Agar hiru
mengetahui bahwa aku akan ada di game dan tidak sadarkan diri.
“sudah selesai” kataku lagi. Aku membungkus makanan itu di kotak alumunium, ku tempelkan kertas di atasnya berisi
‘aku memasakkan masakan untukmu, kau jangan mengusik alat yang ku gunakan. Atau aku akan
celaka. Jika sudah lewat jam 2 maka, aku akan kembali. Maaf ya’
Aku pergi ke depan kamarku dan menempelkan sebuah kertas di depan pintu dengan tulisan
‘jangan usik peralatan yang ku gunakan sedikitpun. Agar aku selamat, dan makananmu sudah ada di
meja makan.’
Aku segera masuk ke kamarku, aku mematikan semua lampu dan mencolokkan alat itu. aku memasukan dvd game nya ke dvd room yang terpisah. Aku memakai alat itu di kepalaku, lalu aku memposisikan diriku dengan tidur telentang. Aku menutup mataku dan menekan tombol aktif di alat itu.
>Souls in Relief Online<
“aku kembali lagi.” Kataku. Aku memeriksa panel statusku. Ku lihat semuanya masih kosong, mungkinkarna aku masih level 7. Aku melihat sekitar wilayah awal ini. player baru semakin banyak, yang berarti
aku akan kehilangan kesempatan naik level lebih cepat, aku mulai berjalan dengan menyusuri jalan ke field. Aku merasa para player memperhatikan ku, karna aku memang benar benar tidak di kenal. Dan aku tidak ingin di kenal oleh mereka.
“kau datang lagi ya?” kata seseorang di belakangku
“huh. Ternyata kau, ya. aku akan memburu level kali ini” kataku sedikit sombong
“aku sudah level 7. Ada baiknya kita bekerja sama” kata andro sambil melakukan sesuatu di layar
transparannya. Tiba tiba layar yang muncul dari depanku
‘andro(7) ingin mengundang anda ke dalam party’
aku sedikit terkejut, dengan tenang, aku tekan tombol tolak. Kali ini dia yang lebih terkejut
“kenapa leon?” tanya nya
“aku ingin memplajari game ini dengan caraku. Maaf, untuk kali ini aku akan bermain solo” kataku
sambil meninggalkannya yang menatapku dengan heran. Aku langsung keluar dari desa ini. saat di field aku berlari sambil membunuh beberapa monster yang ada di depanku. Aku berlari menuju arah sebuah desa di barat. Aku terus berlari agar mempersingkat waktu berjalan kesana. Tapi, saat baru setengah jalan aku melihat ada pintu sebuah gua. Karna penasaran, aku berjalan ke dalam. Sepertinya ada mahluk yang menyambutku disini
[steathslash]
Aku menebas monster terdekat dengan cepat, dia langsung menghadap ke arahku. Aku segera
menyerangnya dengan sangat kuat. Dia menahan beberapa seranganku. Saat dia menyerang aku
mengagetkannya dengan tendanganku di lehernya yang membuat lehernya lepas dan monster itu mati.
Aku berjalan menyelusuri gua ini dengan tetap berhati hati, karna aku tau akan banyak monster yang
lebih kuat lagi dari sebelumnya. Saat sedang berjalan santai, aku menginjak sebuah jebakan. Yang
membuat beberapa monster muncul di sekelilingku.
“sial, aku di kepung” kataku kesal. Aku memutar pedangku untuk mengalihkan perhatian beberapa dari mereka, saat dia akan menyerangku aku menangkisnya dengan pedangku. Aku terus mengelilingi sekitar untuk menmbuat beberapa monster di sini lemah, tanpa ku tebak, salah satu monster memukul wajahku dengan baseball bat yang dia pegang hingga kehilangan 1 per 4 dari hp ku. aku bangkit lagi dan memegang pedangku. Saat ku lihat monster monster berada dalam garis lurus, aku memanfaatkan kesempatan itu
[steathslash]
‘level up’
Aku tidak membuka pesan itu, tapi masih bersiap terhadap beberapa monster yang masih bangkit. Aku mulai mengelilingi ruangan ini dan menyerang mereka satu persatu. Saat aku menyerang salah satu monster, se ekor monster macan mendorongku hingga terbentur tembok. Hp ku tersisa setengah. Aku mulai kehilangan stamina ku juga, tapi, aku harus menghabisi 4 monster macan dan 2 monster
tengkorak lagi.
[Steathslash]
‘level up!’
Aku mengabaikan pesan yang keluar saat aku membunuh 3 monster macan. Aku menyerang monster
monster itu dengan sangat cepat, berharap mereka cepat mati dan aku bisa istirahat.
[steathslash]
Semua monster akhirnya habis. Aku yang ke lelahan bersandar di sebuah tembok dan membuka layar ku
dan membaca pesan level up
‘Level UP!
Leon lvl. 7 – 9’
‘Level UP!
Leon lvl. 9 – 11’
‘Level UP!
Leon lvl. 11 – 12’
Saat aku level 12. Berarti aku saat ini sedang berada di dungeon level belasan. Aku masih beristirahat
memulihkan staminaku. Aku membuka layar inventoryku dan mengganti senjata yang ku gunakan
dengan senjata yang sedikit lebih kuat namanya adalah skleton blade. Senjata lvl 9 yang sepertinya
cukup untuk aku menyusuri dungeon ini. aku mulai bangkit lagi untuk mempersiapkan diri.
“hyah!” aku mendengar suara seseorang di dekat sini. Aku berjalan menuju sumber suara di sana,
ternyata itu adalah suara seorang wanita yang sedang dikepung beberapa monster. Awalnya aku ingin
menyelamatkannya. Namun, diluar dugaanku wanita itu sangat kuat,dengan jubah hijaunya dia
menyerang monster monster itu dengan sangat cepat. Aku hanya menonton pertandingan seseorang
dari jauh. Aku masih terkagum dengan kemampuannya, hingga saat dia akan menghabisi dua monster
lagi, serangannya ditepis dan aku melihat dia akan di tusuk oleh monster satunya. Aku tidak tinggal
diam.
[steathslash]
Aku membunuh monster yang satu, dan aku menyerang satu monster lagi hingga mati.
‘level UP!
Leon lvl. 12 -14’
Lagi lagi, ini monster level tinggi. Aku melihat wanita itu mentapku dengan kesal. Aku hanya
menatapnya dingin
“maaf, aku tidak bermaksud mengambil exp yang kau dapatkan, tetapi. Aku juga tidak bisa membiarkan ada orang terkena masalah tanpa membantunya” kataku sambil mengulurkan tanganku. Dia tidak menyambutnya, tetapi menepisnya dan segera bangkit sendiri
“ku harap lain kali kau jangan remehkan aku lagi.” Katanya dingin
“aku tidak akan mengganggumu. Ku pikir kau solo player.” Kataku
“dari mana kau tahu?” tanyanya
“ya, bagaimana bisa ada seorang wanita disini. Tanpa party atau ciri ciri guild. Pasti dia solo player”
kataku
“kau sendiri.?” Tanyanya lagi.
“aku newbie. Tapi, aku ingin memplajari game ini sendiri, baikalh. Karna aku juga solo player, kau
silahkan ke kanan, aku akan pergi ke kiri. Semoga bruntung” kataku sambil langsung berlari
meninggalkannya. Aku berlari dengan cepat. Aku menginginkan bisa menyelesaikan dungeon ini. tapi, lagi lagi aku di kepung oleh 4 monster tengkorak
“sialan.” Kataku sambil menyerang monster tengkorak itu satu per satu. Aku memang tak sekuat wanita itu, tapi, aku tidak selengah dia. Aku memilih bermain aman, agar aku bisa selamat. Aku menyerang mereka dengan sangat hati hati, ternyata kami sama, seranganku di tepis, dan monster lainnya menusukkan pedang ke tubuhku. Dan menedangku hingga aku terlempar. Rasanya sakit. Aku lihat hp ku mulai berkurang sedikit demi sedikit. aku mencoba mencabut pedang itu. hingga semua pedang itu tercabut. tapi, saat ini hp ku tersisa 1 per 8.
[Steathslash]
Satu monster mati. Sekaran tiga monster itu. aku mencoba menyerangnya tanpa terlalu dekat
dengannya.
[steathslash]
Dua monster mati oleh seranganku. Saat ini. sp ku habis. Dan aku mulai lmas lagi. Aku mengumpulkan kekuatan yang ada. Aku menyerang monster terakhir dengan sangat keras. Hingga saat dia menangkis
seranganku, aku segera menendang nya hingga dia mati dan menghilang
‘Level UP!
Leon lvl. 14 – 17’
“ sebenarnya ini dungeon level berapa?. Rasanya sangat berat dan sangat cepat naik level.” Kataku. Aku bersandar di dinding sambil menggunakan skill potion agar sp ku penuh kembali. Aku memeriksa beberapa barang yang ku dapatkan di inventoryku. Aku masih menunggu hingga aku fit lagi, dan mampu berjalan. Tiba tiba ada pesan masuk ke per pesanan dalam game
‘Leon. Aku alex. Bila kau sedang online ku harap kau bisa menemuiku di desa yang dekat dari desa awal.
Xdrone(lvl.42)’
Sialan alex itu. ku pikir dia menyuruhku agar bermain karna dia tidak memainkan game ini. aku sangat kesal padanya. Terlebih ternyata, dia sudah level 40an artinya dia sudah lebih kuat. Aku bangkit dan berjalan kembali. Tapi aku melihat sebuah pintu besar di seberang tempat yang ku duduki tadi. Aku mencoba mendekatinya dan membaca sebuah ukiran informasi yang ada di pintunya
‘Guardon lvl.33 boss dungeon lvl.21’
“apa dia sudah di kalahkan?” tanyaku pada diriku. Aku mendorong pintu tersebut karna aku hanya
berniat untuk melihat apa ada bossnya atau tidak. Namun, saat aku sudah masuk, pintu tertutup sendiri. Aku mengejar pintu tersebut, tetapi sudah tertutup. Hingga aku yang hanya sendirian di pintu dalam boss room ini. seketika ada cahaya menyinari ruang gelap ini, dan aku melihat sebuah robot besar dengan pedang dan tameng.
“AAAARRRRGGGGHHHHH!!!”