‘level up!
Leon lvl 1- 7’
“cepat sekali.” Gumamku
“ada apa dengan..” kata andro
“apa?!! level 7?! Monster apa yang kau lawan?” tanyanya
kaget
“entahlah. Tapi, monster itu hampir membunuhku dengan
tanduknya” kataku sambil memasukkan pedangku
“jangan jangan. Mother Pig.?!”
“mother pig?” tanyaku
“ya. monster lvl 6 yang merupakan field boss di sini. Biasanya
di lawan dengan satu party penuh empat orang lvl 3, itupun mungkin hanya
menaikkan satu lvl” jelasnya
“begitu ya? berarti, sekarang aku sudah bisa berkelana
lebih jauh lagi.” Kataku tenang
“tapi. Aku tidak bisa ikut, karena game ini baru dua
bulan. Lvl tertinggi pemain adalah 65. Belum ada yang bisa melebihi itu. aku
masih akan di sini, hingga aku lvl 20” jelasnya
“dengar. Berapa exp yang kau dapat bila memainkan dungeon
tingkat serendah ini?” tanyaku
“kau sudah lvl 4. Pasti kau tidak akan bertahan. Dan
lvlmu akan tertinggal” jelasku
“sepertinya kau tau banyak. Namun, aku sudah mendengar
rumor itu. tentang bila restoration scroll habis. Jika aku mati, maka aku tidak
akan kembali” jelasnya
“memang. Tapi, jika kau terus ada di zona aman, apa kau
akan merasa lebih baik?. Semakin hari semakin sulit. Agar kau dapat menjadi
lebih kuat agar bisa melewati kesulitan, kau harus memiliki level cukup tinggi.
Karna ini game dengan angka. Angka tertinggi dia menang. Terserah padamu, aku
akan tetap berkelana sebagai solo player!” jelasku.aku berlari dengan semangat
hingga sepertinya aku melupakan sesuatu. Ya satu jam percobaan. Aku segera
putar balik, menghindari semua monster agar bisa log out di kota kembali. Saat
sampati kota aku mengaktifkan monitor transparan ku dan keluar dari game
...............................
><
“ugh!” kataku saat sadar
“tepat waktu. Meski kelewat 2 menit.” Kata alex
tersenyum,
“mudah. Tak sesulit yang ku kira” kataku menebak
pertanyaan yg akan dia tanyakan
“dalam satu jam. Apa yang kau dapat?” tanyanya
“naik tujuh level” kataku
“hahahah. Baiklah sepertinya kau harus pulang.” Kata alex
“bawa ini” lanjutnya setelah merapihkan peralatanku. Aku
memasukkan ke tasku. Aku berjalan bersamanya ke luar gedung. Saat di luar aku
kaget karna hari sudah malam.
“jam berapa sekarang?” tanyaku saat sudah di luar
“jam 7”jawabnya tenang. Gawat. Aku tidak beri kabar hiru.
Aku mengambil handphoneku dan menelpon hiru. Tapi handphonenya tidak aktif
“aargh.. ada apa dengannya sih?” tanyaku resah
“kau kenapa?” tanya alex
“aku harus pulang dengan cepat. Oh ya, kapan aku beri
kabar padamu?” tanyaku saat sudah memakai helm dan menyalakan mesin motor
“bulan
depan. Di jam yang sama dan di kafe yang sama. Di vip” kata alex sambil masuk ke
mobil nya. Aku mulai berjalan dan aku memberi isyarat saat mendahului alex. Aku
melaju ke rumah dengan sangat cepat. Bahkan jika ada polisi, mungkin aku sudah
di kejar. Tapi, hiru lebih penting, aku khawatir pada adikku ini. jarang sekali
handphonya mati.
“hiru!! Hiru!!” panggilku saat sampai rumah dan
menyalakan lampu ruang tamu, ini sudah jam delapan. Aku segera mengetuk pintu
kamar hiru
“hiru.. apa kau tertidur?” tanyaku ke dalam. Namun, tak
ada jawaban dan lampu kamarnya mati. Saat aku melihat ke kamarku dan ku dapati
lampunya menyala. Serta pintu terbuka, aku segera berlari ke kamarku dengan
sekuat tenaga
“Hiru?!!” panggilku saat masuk kamar
“ya ampun.. kenapa dia tidur dalam posisi yang tidak
bagus sih?” kataku saat melihat dia tertidur depan kompuetrku yang menyala. Dan
ada beberapa bingkai foto yang ia letakkan di samping monitorku. Sebegitu
khawatirnya kah dia padaku? . aku
langsung menagangkatnya dan meletakkannya di kasurku. Aku meninggalkannya di
kamarku serta membiarkan pintu terbuka, aku pergi mengecek kulkas.
“sepertinya dia belum makan” kataku saat lihat di kulkas
tidak ada apapun kecuali bahan makanan yang belum di olah. Aku mengambil
beberapa bahan dan pergi ke dapur.
“ sepertinya semangkok ramen akan enak .” kataku saat
membolak balik lembar contoh makanan cepat saji. Aku mengambil i pod ku dan
memulai memutar lagu. Aku mulai memasak ramen. Sebenarnya aku sudah bisa
memasak sejak smp. Tapi, kali ini aku memasak untuk di makan oleh hiru, jadi ku
memasaknya dengan hati hati.
‘noobody can find
me here.. this is my seecret place... no one know. And no onee will knoow..’ kataku
sambil mengikuti sebuah lirik lagu. Itulah kebiasaanku.. saat sedang sendiri
pasti aku akan melakukan hal itu sambil mengerjakan pekarjaan. Aku memasak dengan
sangat memperhatikan setiap bumbu yang ku letakkan.
“akhirnya. Dua mangkok ramen jadi. Mungkin akan enak.”
Kataku. Aku memasukannya ke aluminium agar tetap hangat dan menyimpannya di
meja makan. Aku tetap mendengarkan lagu hingga aku mendengar suara kaki
melangkah ke ruang makan.
“kakak.. sudah pulang belum ya?” kata hiru melewatiku
tanpa melihat ke samping tangga. Karna meja makan kami ada di samping tangga..
jadi dia tidak melihat ke situ. Aku tetap membiarkannya melihat kulkas dan
mengambil bahan makanan.
“hiruu..” panggilku dengan pelan
“hah?” katanya heran
“kak?” kata hiru kebingungan.
“jangan masak. Sudah ada makanan” kataku sengaja
memberatkan suaraku agar membingungkannya
“kak?, jangan buat hiru taku,” kata hiru sambil mencari
ku di dapur. Aku hanya tertawa kecil saat mendengarnya. Timbul lah niat usilku.
Aku melepas headset dari kupingku dan memakai heatset lain. Membesarkan volume
i pod hingga max. Dan melepas headsetnya dari I pod
‘a thoushand years for everything all right’ terdengarlah
lagu yang begitu keras membuat hiru berlari lagi ke ruang makan. Aku segera
mematikan lagunya
“hi hiru.. ayo makan” kataku tersenyum saat hiru datang
“kak...” katanya. Dia malah menangis
“hei hei... jangan menangis. Maafkan aku telah meng
usilimu.” Kataku
“buukan kkaarna iituu” katanya sambil terbata bata
“kenapa hiru.?” Tanyaku pelan
“kenapa kakak pulang malam? Kau tidak pernah pulang lewat
jam 7” katanya masih terisak
“urusannya sangat panjang. Membutuhkan waktu sangat lama
untuk menjelaskannya. Sekarang. Lebih baik kau makan.ku tahu kau belum makan”
“lagi pula.. kenapa handphonemu mati? Kau membuatku
khawatir saat kau tidak menjawab telponku”lanjutku sambil menuntunnya ke meja
makan
“maaf.. aku tadi. Sangat kesal, jadi aku mematikan
handphoneku” katanya
“yaudah. Yang terpenting tidak ada yang terjadi pada
kita, ayo makan” kataku
“kak.. ini apa?” sambil menunjuk kotak aluminium
“bukalah.. isinya adalah hidangan spesial” kataku
tersenyum. Dia membuka isinya
“haaaah? Kau bisa membuat ramen?” katanya kaget
“tentu. Salahmu telah meragukanku. Hahaha” kataku sambil
tertawa kecil. Akupun juga mengambil ramenku dan mulai memakannya bersama hiru.
Kali ini kami makan dengan sangat tenang. Walau hari lain juga tenang, tapi
kali ini terasa lebih tenang entah kenapa.
“kak.. tadi ibuku bilang, dia akan mewakili pengambilan
laporan nilaimu.” Kata hiru di sela sela makan
“tapi kan? Sekolah akan tahu berasal dari keluarga yang
berbeda. Kau sendiri yang ingin ini di rahasiakan.” Kataku
“ibuku akan bilang kalau dia adalah perwakilan dari orang
tua kita”kata hiru
“apa dia menanyakanku?” tanyaku
“ya. dia sangat ingin bertemu denganmu. Tapi ku bilang
kau sedang ada pekerjaan”
“apa jawabannya?” tanyaku lagi
“dia bagga padamu. Karna kau anak orang kaya yang hidup
sendiri. Pasti kau akan mengandalkan uang orang tuamu..”
“justru aku menyuruh mereka berhenti transfer uang dalam
dua bulan ke depan. Uangku masih sangat cukup” potongku
“kau ini... tidak bagus mempotong perkataan orang!” kata
hiru mengingatkanku
“aku hanya malas membahas mereka. dan, hiru besok kan
libur. Kau ada waktu?”tanyaku
“mungkin ada” jawabnya santai
“besok setelah sarapan ada yang ingin ku bicarakan hanya
kau dan aku. Jadi tinggalkan handphonemu di kamarmu. Dan kita bicara di
kamarku. Aku akan mematikan handphone dan sambungan internet ke komputer”
kataku serius. Dia nampaknya kaget saat aku bilang hanya dia dan aku.
“kenapa di batasi. Kan memang hanya ada kau dan aku di
sini” katnya bingung
“intinya aku hanya ingin bicara padamu dengan serius. aku
tidak suka bila kau memainkan handphone saat ku ajak bicara”
“heh.? Maaf. Maaf, aku tidak tahu kalau kau tidak suka,
lain kali tidak akan ku ulangi. Janji.” Katanya sambil menunduk
“sudah ku maafkan.. aku akan selalu memaafkanmu hiru..”
kataku tersenyum sambil memegang kepalanya.
“kak?”
“ya?” jawabku
“kau benar benar punya gebetan orang luar negeri
ya??”tanya hiru dengan menyipitkan mata
“tidak.” Jawbku singkat
“wanita yang mengirim email?” dia cemberut. Ya ampun,
lucu sekali wajah adikku saat cemberut.
“ooh.. freya.” Kataku santai
“jadi namanya freya ya?. apa jangan jangan tadi kau
kencan dengannya?” tanya hiru dengan menyelidikiku
“hahahahaha. Kau ini.. aku baru kenal kemarin. Dan aku
tidak tau apapun tentangnya.. dan yang mengajak ku bertemu adalah seorang
bernama alex” kataku
“sekarang. Kau tidur. Jangan lupa, besok setelah sarapan.
Temui aku di kamarku.. dan siapkan mentalmu.. hahaha” lanjutku sambil
meninggalkannya ke kamarku.
“apa aku benar benar bisa menyelesaikan ini?” tanyaku
pada diriku sendiri saat memandangi cover dvd game yang baru saja ku coba dalam
satu jam itu. entah mengapa, aku merasa ada yang sangat berbeda dalam game itu.
untuk mengeluarkan skill. Aku harus melakukannya dengan tenagaku. Dan aku bisa
merasakan terpental saat terkena serangan. Virtual reality, memang masih baru
untukku. Akan ku usahakan.