Virtual Reality - It's Not Only About Game. Chapter 4 - souls in relief

Diposting oleh Label: di


level up!
Leon lvl 1- 7’
“cepat sekali.” Gumamku
“ada apa dengan..” kata andro
“apa?!! level 7?! Monster apa yang kau lawan?” tanyanya kaget
“entahlah. Tapi, monster itu hampir membunuhku dengan tanduknya” kataku sambil memasukkan pedangku
“jangan jangan. Mother Pig.?!”
“mother pig?” tanyaku
“ya. monster lvl 6 yang merupakan field boss di sini. Biasanya di lawan dengan satu party penuh empat orang lvl 3, itupun mungkin hanya menaikkan satu lvl” jelasnya
“begitu ya? berarti, sekarang aku sudah bisa berkelana lebih jauh lagi.” Kataku tenang
“tapi. Aku tidak bisa ikut, karena game ini baru dua bulan. Lvl tertinggi pemain adalah 65. Belum ada yang bisa melebihi itu. aku masih akan di sini, hingga aku lvl 20” jelasnya
“dengar. Berapa exp yang kau dapat bila memainkan dungeon tingkat serendah ini?” tanyaku
“kau sudah lvl 4. Pasti kau tidak akan bertahan. Dan lvlmu akan tertinggal” jelasku
“sepertinya kau tau banyak. Namun, aku sudah mendengar rumor itu. tentang bila restoration scroll habis. Jika aku mati, maka aku tidak akan kembali” jelasnya
“memang. Tapi, jika kau terus ada di zona aman, apa kau akan merasa lebih baik?. Semakin hari semakin sulit. Agar kau dapat menjadi lebih kuat agar bisa melewati kesulitan, kau harus memiliki level cukup tinggi. Karna ini game dengan angka. Angka tertinggi dia menang. Terserah padamu, aku akan tetap berkelana sebagai solo player!” jelasku.aku berlari dengan semangat hingga sepertinya aku melupakan sesuatu. Ya satu jam percobaan. Aku segera putar balik, menghindari semua monster agar bisa log out di kota kembali. Saat sampati kota aku mengaktifkan monitor transparan ku dan keluar dari game
...............................
><
“ugh!” kataku saat sadar
“tepat waktu. Meski kelewat 2 menit.” Kata alex tersenyum,
“mudah. Tak sesulit yang ku kira” kataku menebak pertanyaan yg akan dia tanyakan
“dalam satu jam. Apa yang kau dapat?” tanyanya
“naik tujuh level” kataku
“hahahah. Baiklah sepertinya kau harus pulang.” Kata alex
“bawa ini” lanjutnya setelah merapihkan peralatanku. Aku memasukkan ke tasku. Aku berjalan bersamanya ke luar gedung. Saat di luar aku kaget karna hari sudah malam.
“jam berapa sekarang?” tanyaku saat sudah di luar
“jam 7”jawabnya tenang. Gawat. Aku tidak beri kabar hiru. Aku mengambil handphoneku dan menelpon hiru. Tapi handphonenya tidak aktif
“aargh.. ada apa dengannya sih?” tanyaku resah
“kau kenapa?” tanya alex
“aku harus pulang dengan cepat. Oh ya, kapan aku beri kabar padamu?” tanyaku saat sudah memakai helm dan menyalakan mesin motor
“bulan depan. Di jam yang sama dan di kafe yang sama. Di vip” kata alex sambil masuk ke mobil nya. Aku mulai berjalan dan aku memberi isyarat saat mendahului alex. Aku melaju ke rumah dengan sangat cepat. Bahkan jika ada polisi, mungkin aku sudah di kejar. Tapi, hiru lebih penting, aku khawatir pada adikku ini. jarang sekali handphonya mati.
“hiru!! Hiru!!” panggilku saat sampai rumah dan menyalakan lampu ruang tamu, ini sudah jam delapan. Aku segera mengetuk pintu kamar hiru
“hiru.. apa kau tertidur?” tanyaku ke dalam. Namun, tak ada jawaban dan lampu kamarnya mati. Saat aku melihat ke kamarku dan ku dapati lampunya menyala. Serta pintu terbuka, aku segera berlari ke kamarku dengan sekuat tenaga
“Hiru?!!” panggilku saat masuk kamar
“ya ampun.. kenapa dia tidur dalam posisi yang tidak bagus sih?” kataku saat melihat dia tertidur depan kompuetrku yang menyala. Dan ada beberapa bingkai foto yang ia letakkan di samping monitorku. Sebegitu khawatirnya kah dia padaku? .  aku langsung menagangkatnya dan meletakkannya di kasurku. Aku meninggalkannya di kamarku serta membiarkan pintu terbuka, aku pergi mengecek kulkas.
“sepertinya dia belum makan” kataku saat lihat di kulkas tidak ada apapun kecuali bahan makanan yang belum di olah. Aku mengambil beberapa bahan dan pergi ke dapur.
“ sepertinya semangkok ramen akan enak .” kataku saat membolak balik lembar contoh makanan cepat saji. Aku mengambil i pod ku dan memulai memutar lagu. Aku mulai memasak ramen. Sebenarnya aku sudah bisa memasak sejak smp. Tapi, kali ini aku memasak untuk di makan oleh hiru, jadi ku memasaknya dengan hati hati.
noobody can find me here.. this is my seecret place... no one know. And no onee will knoow..’ kataku sambil mengikuti sebuah lirik lagu. Itulah kebiasaanku.. saat sedang sendiri pasti aku akan melakukan hal itu sambil mengerjakan pekarjaan. Aku memasak dengan sangat memperhatikan setiap bumbu yang ku letakkan.
“akhirnya. Dua mangkok ramen jadi. Mungkin akan enak.” Kataku. Aku memasukannya ke aluminium agar tetap hangat dan menyimpannya di meja makan. Aku tetap mendengarkan lagu hingga aku mendengar suara kaki melangkah ke ruang makan.
“kakak.. sudah pulang belum ya?” kata hiru melewatiku tanpa melihat ke samping tangga. Karna meja makan kami ada di samping tangga.. jadi dia tidak melihat ke situ. Aku tetap membiarkannya melihat kulkas dan mengambil bahan makanan.
“hiruu..” panggilku dengan pelan
“hah?” katanya heran
“kak?” kata hiru kebingungan.
“jangan masak. Sudah ada makanan” kataku sengaja memberatkan suaraku agar membingungkannya
“kak?, jangan buat hiru taku,” kata hiru sambil mencari ku di dapur. Aku hanya tertawa kecil saat mendengarnya. Timbul lah niat usilku. Aku melepas headset dari kupingku dan memakai heatset lain. Membesarkan volume i pod hingga max. Dan melepas headsetnya dari I pod
‘a thoushand years for everything all right’ terdengarlah lagu yang begitu keras membuat hiru berlari lagi ke ruang makan. Aku segera mematikan lagunya
“hi hiru.. ayo makan” kataku tersenyum saat hiru datang
“kak...” katanya. Dia malah menangis
“hei hei... jangan menangis. Maafkan aku telah meng usilimu.” Kataku
“buukan kkaarna iituu” katanya sambil terbata bata
“kenapa hiru.?” Tanyaku pelan
“kenapa kakak pulang malam? Kau tidak pernah pulang lewat jam 7” katanya masih terisak
“urusannya sangat panjang. Membutuhkan waktu sangat lama untuk menjelaskannya. Sekarang. Lebih baik kau makan.ku tahu kau belum makan”
“lagi pula.. kenapa handphonemu mati? Kau membuatku khawatir saat kau tidak menjawab telponku”lanjutku sambil menuntunnya ke meja makan
“maaf.. aku tadi. Sangat kesal, jadi aku mematikan handphoneku” katanya
“yaudah. Yang terpenting tidak ada yang terjadi pada kita, ayo makan” kataku
“kak.. ini apa?” sambil menunjuk kotak aluminium
“bukalah.. isinya adalah hidangan spesial” kataku tersenyum. Dia membuka isinya
“haaaah? Kau bisa membuat ramen?” katanya kaget
“tentu. Salahmu telah meragukanku. Hahaha” kataku sambil tertawa kecil. Akupun juga mengambil ramenku dan mulai memakannya bersama hiru. Kali ini kami makan dengan sangat tenang. Walau hari lain juga tenang, tapi kali ini terasa lebih tenang entah kenapa.
“kak.. tadi ibuku bilang, dia akan mewakili pengambilan laporan nilaimu.” Kata hiru di sela sela makan
“tapi kan? Sekolah akan tahu berasal dari keluarga yang berbeda. Kau sendiri yang ingin ini di rahasiakan.” Kataku
“ibuku akan bilang kalau dia adalah perwakilan dari orang tua kita”kata hiru
“apa dia menanyakanku?” tanyaku
“ya. dia sangat ingin bertemu denganmu. Tapi ku bilang kau sedang ada pekerjaan”
“apa jawabannya?” tanyaku lagi
“dia bagga padamu. Karna kau anak orang kaya yang hidup sendiri. Pasti kau akan mengandalkan uang orang tuamu..”
“justru aku menyuruh mereka berhenti transfer uang dalam dua bulan ke depan. Uangku masih sangat cukup” potongku
“kau ini... tidak bagus mempotong perkataan orang!” kata hiru mengingatkanku
“aku hanya malas membahas mereka. dan, hiru besok kan libur. Kau ada waktu?”tanyaku
“mungkin ada” jawabnya santai
“besok setelah sarapan ada yang ingin ku bicarakan hanya kau dan aku. Jadi tinggalkan handphonemu di kamarmu. Dan kita bicara di kamarku. Aku akan mematikan handphone dan sambungan internet ke komputer” kataku serius. Dia nampaknya kaget saat aku bilang hanya dia dan aku.
“kenapa di batasi. Kan memang hanya ada kau dan aku di sini” katnya bingung
“intinya aku hanya ingin bicara padamu dengan serius. aku tidak suka bila kau memainkan handphone saat ku ajak bicara”
“heh.? Maaf. Maaf, aku tidak tahu kalau kau tidak suka, lain kali tidak akan ku ulangi. Janji.” Katanya sambil menunduk
“sudah ku maafkan.. aku akan selalu memaafkanmu hiru..” kataku tersenyum sambil memegang kepalanya.
“kak?”
“ya?” jawabku
“kau benar benar punya gebetan orang luar negeri ya??”tanya hiru dengan menyipitkan mata
“tidak.” Jawbku singkat
“wanita yang mengirim email?” dia cemberut. Ya ampun, lucu sekali wajah adikku saat cemberut.
“ooh.. freya.” Kataku santai
“jadi namanya freya ya?. apa jangan jangan tadi kau kencan dengannya?” tanya hiru dengan menyelidikiku
“hahahahaha. Kau ini.. aku baru kenal kemarin. Dan aku tidak tau apapun tentangnya.. dan yang mengajak ku bertemu adalah seorang bernama alex” kataku
“sekarang. Kau tidur. Jangan lupa, besok setelah sarapan. Temui aku di kamarku.. dan siapkan mentalmu.. hahaha” lanjutku sambil meninggalkannya ke kamarku.
“apa aku benar benar bisa menyelesaikan ini?” tanyaku pada diriku sendiri saat memandangi cover dvd game yang baru saja ku coba dalam satu jam itu. entah mengapa, aku merasa ada yang sangat berbeda dalam game itu. untuk mengeluarkan skill. Aku harus melakukannya dengan tenagaku. Dan aku bisa merasakan terpental saat terkena serangan. Virtual reality, memang masih baru untukku. Akan ku usahakan.
Posting Komentar

Back to Top