Virtual Reality - It's Not Only About Game. Chapter 3 -New Character

Diposting oleh Label: di
“ Dia hanya menginginkan aku yang ke sana. dia tidak mau jika kau ikut. Jadi, ku harap kau di rumah
dengan tenang”
“aku tidak bisa membiarkanmu pergi sendiri ciel” kata hiru saat melihatku sudah di motorku
“maaf.. jika kau ikut pun, orang tuamukan akan datang?. Lagipula ini adalah urusan game, sepertinya.”
Jelasku dengan tidak yakin
“game?. Kenapa tidak di tanyakan di telpon saja?” tanyanya heran
“entahlah. Tapi, jika sampai seperti itu. mungkin sangat penting”jawabku
“tapi kau tidak mengenalnya sama sekali”
“ memang. Dan firasatku mengatakan kalau dia adalah orang baik.” Kataku
“aku khawatir” kata hiru
“tenanglah. Aku bisa menjaga diri” kataku menenangkannya
“ aku pergi dulu ya” kataku sambil memakai helm dan pergi. Memang rasanya sangat malas bila harus ke daerah sekolah saat sedang libur. Namun, karna aku adalah lelaki, aku tidak mungkin tidak datang. Aku terus memacu motorku ke arah kafe. Saat disana aku melihat kafe ini penuh.aku mencari cari orang tersebut. Tak lama kemudian handphoneku bergetar.
‘Terimakasih Telah datang. Aku tahu kau yang memakai jaket coklat dengan handphone biru di tangan kirimu. Aku ada di bangku VIP. Sendirian dan memakai jas biru. Tepat di sebelah kirimu’ aku segera menoleh ke arah kiri. Dan orang itu mengangkat tangannya
“maaf membuatmu menunggu.” Kataku saat sudah duduk di bangku yang disediakan
“aku alexander oyama” kata orang itu
“aku Ciel Lonlion” kataku sambil menjabat tangan orang itu.
“apa yang ingin kau katakan?” lanjutku langsung ke topik
“begini. Kudengar, kau adalah seorang penggemar game online?”tanyanya
“benar.” Jawabku serius
“santai saja. Silahkan di minum kopinya” katanya saat melihatku terlalu serius
“aku tahu akan ada kerabatmu yang datang. Tetapi, ini lebih penting” lanjutnya
“penting di sisi mana?” tanyaku
“aku adalah seorang peneliti dari game online di negara ini, aku ingin merekrut seseorang dalam sebuah tugas. Tapi,”
“cepatlah. Aku tidak punya banyak waktu” potongku
“aku melihat seluruh pro dari game online punya sikap ke kanak kanakan. Hanya kau seorang player yang paling jernih pikirannya saat bermain” katanya sedikit berbelit
“apa maksudmu?” tanyaku
“aku ingin mempekerjakanmu” jawabnya
“aku masih sekolah” sanggahku
“aku hanya ingin kau mencoba sebuah game” katanya santai
“game apa?” tanyaku.
“teknologi sudah berkembang. Sekarang, bermain game tidak lagi dengan layar dan keyboard atau
mouse” jelasnya
“ Game berjenis Virtual Reality?” tanyaku
“ya. tapi ini di game RPG. Tubuhmu akan seperti orang tertidur. dan kau akan masuk ke dalam game
tersebut” jelasnya
“lalu? Untuk apa kau mempekerjakanku seperti itu?” tanyaku lebih lanjut
“Jelas. Untuk mencoba game itu dan, bermain di dalamnya” jawabnya
“tidak ada yang lebih jelas?” tanyaku
“kau memang tidak mudah puas dengan jawaban orang. Jadi, di beritakan, game itu memilki kontrol
emosi yang tinggi. Jika aku mempekerjakan sembarang orang, dia akan mati.” Jelasnya
“mati?”
“Ya. karna. Jika kau mengalami kematian di game. terbunuh oleh monster atau player lain, kau bisa
bangkit. Selama masih ada resoration scroll. Tentu itu di beli. Karena jumlah awal hanya 10. Ingat, hanya
10. Dan setiap hari di tambah tiga. Jika sudah nol, dan kau mati. Kau tidak bisa log out sampai seseorang di rumahmu mematikan alatnya. Dan lagi, alatnya di lengkapi baterai, jika kau terdiam dalam blank
selama lebih dari sepuluh menit. Nyawamu akan melayang” jelasnya terbelit belit. Tetapi ku mengerti
“jangan jangan?!”
“ya. game baru. Soul in Relief Online ku minta kau bersedia?” katanya
“aku tidak berminat” kataku
“Aku memintamu karena. Jika game ini tidak di teliti. Maka, semakin banyak korban. seorang yang tidak handal dan mengalami banyak kematian” katanya
“jadi kau memerintahkanku bermain dan mati?!! Tidak akan?!!” kataku dengan sedikit emosi dan
langsung berdiri
“tunggu!. Dengarkan aku.!” Katanya sambil menarik tanganku
“ku belikan satu kue dan kopi lagi, tapi dengarkan aku” lanjutnya, aku duduk kembali
“jadi. Aku menyuruhmu karna aku yakin Kau bisa melaluinya. Ini penting, Dan, aku akan membayarmu dengan ini” jelasnya sambil memperlihatkan layar handphonenya padaku
“kau serius? Sebesar itukah ?” tanyaku tak percaya. Di akan membayarku 3.000.000 yen.
“kenapa?” ya ini menyangkut keselamatn pemain lain., sekarang ikut aku.” Katanya sambil pergi
“kita kemana?” tanyaku.
“aku akan menunjukkanmu sesuatu”
“pilih warna hardware yang kau suka” katanya. Aku dan alex sedang melihat lihat alat yang menjalankan sebuah game VR . sekaligus membelinya dan kasetnya
“hitam mungkin” kataku. Dia hanya mengangguk kemudian berjalan mengambil dvd gamenya dan
membayarnya.
“kita coba di sini. Ingat. Hanya 1 jam kita mencoba.” Kata alex
“bila lebih aku akan mencabut paksa. Itu akan membuatmu pusing. Alat ini hanya boleh di nyalakan
tanpa baterai selama satu jam jika lebih, maka gelombang listrik akan merusak otakmu” jelasnya
“jika aku bermain dengan baterai penuh. Dan tidak tercolok apa bisa?” tanyaku
“koneksi hilang. Tapi, kau di berikan kesempatan 10 menit untuk log out. Itu biasanya terjadi saat
pemadaman listrik. Jika kau mati, kau tidak bisa mengendalikan tubuhmu. Jika kau tidak logout dalam 10 menit itu hidupmu akan berakhir. Cara satu satunya adalah merusak alat ini. tapi, berdampak bada mentalmu, jadi lebih baik kau gunakan alat ini dengan baik. Jika kau kekurangan pembangkit. Aku akan membelikannya secara Cuma Cuma untukmu. Walau hanya membelikan 10” jelasnya. Aku memakai alat tersebut. Dan alex memasukkan dvd di tempatnya
“posisikan dirimu. Saat sudah siap, tekan tombol yang ada di kanan. Oh ya. kau bisa logout otomatis saat tombol itu di tekan, tapi, saat kau mati dalam game. Tombol itu akan macet, karna otak tidak merespon gelombang ringan dari alat itu” jelasnya lagi
“menantang.” Kataku. Sambil menyesuaikan diri dengan alat ini, dan berbaring di tempat yang di
sediakan.
“pak. Tolong signal monitoring otak di tampilkan.” Kata alex. Kulihat di sebuah monitor besar ada
gambar otak dan sebuah gelombang yang standar.
“Jika ada masalah. Aku akan membuatmu logout otomatis. Meski kau akan merasakan sakit kepala dan aku akan mengantarmu pulang. Tenang. Ketika sudah satu jam kurang sepuluh menit aku akan memukul
tanganmu. Dan itu akan kau rasakan.” Jelasnya padaku
“baiklah. Sampai nanti” kataku memejamkan mata dan menekan tombol itu. seketika pandanganku kabur.
Aku merasa ada di dalam sebuah tabung dan melihat sebuah intro game. Tak lama kemudian aku melihat
ada seorang NPC mendatangiku.
>Souls in Relief Online<
“silahkan tentukan nama player yang anda inginkan” kata Npc tersebut, aku melihat ada keyboard
transparan muncul di depanku
‘Leon’ lalu aku menekan enter.
“silahkan pilih karakter seperti apa yang anda inginkan” aku melihat jajaran warna kulit dan rambut serta senjata. Aku segera memilihnya bedasarkan seleraku
‘Leon’
Male
Sword (1h)
‘172 ‘
Aku menekan tombol Ok. Karna mungkin datanya sudah memuaskan saat ini
“aku akan mengirim mu. Semoga beruntung”
..................
“dimana aku?” kataku saat melihat banyak orang disni. Aku memakai pakaian baju hitam, dan celana
training cukup panjang. Aku melihat lihat sekitar. Ternyata game ini cukup ramai. Kupikir hanya sedikit peminatnya.
“hei. Kau,, pria yang baru datang” kata seseorang memanggilku
“ya?” jawabku sambil menoleh
“apa kau player baru?” tanyanya
“begitulah.”jawabku singkat.
“sudah paham cara bermain?” tanyanya. Aku hanya menggelengkan kepala
“aku andro. Yaah. Sama sama newbie. Tapi, aku sudah bermain dari sehari yang lalu skrng aku leverl 4” katanya
“aku leon” jawabku
“bagaimana cara melihat level di sini?” tanyaku
“kau lihat sisi kiri mu” katanya santai. Aku melihat sisi kiri dan mulai terlihat ada tulisan level, nama,
indikator darah , dan indikator skill point (sp)
“baik. Aku sudah tahu.” Kataku.
“kau pemakai pedang satu tangan? “ tanyanya
“ya,” jawabku singkat
“kalau langsung leveling bagaimana?” kaatanya
“baiklah.” Aku mengikuti jalan keluar perkotaan, di luar aku melihat banyak monster berkliaran. Aku
segera berlari ke arah monster itu dan menyerangnya secara asal. Monster itu cukup mudah juga, karna hanya dengan empat kali kombo bisa mati.
“kau hebat.” Katanya
“biasanya melawan monster itu bagi pemula akan membuat darahmu berkurang setengah” lanjutnya
“bagaimana dengan skill?” tanyaku
“untuk melakukannya. Kau harus mempersiapkan pedangmu dan berkonsentrasi. Biarkan pedangmu
mengeluarkan cahaya. Dan buat gerakan” katanya. Aku menyerang monster lain. Saat membantingnya, aku membuat gaya bertarung. Menahan, konsentrasi
[Steathslash]
Monster itu mati dengan satu serangan, dan sp ku berkurang seper empat.
“bagus. Sp hanya ada 1000 dan tidak akan bertambah sedangkan hp. Akan terus bertambah seiring kau naik level, jadi, usahakan menggunakan skill dengan sp kecil” jelasnya
“aku akan mencoba lagi” aku berlari mencari monster lain hingga menemukan monster besar. Aku
melompat menyerangnya, tapi dia lebih tangguh
[steathslash]
Hp hanya berkurang 1 per lima. Aku terus berusaha menyerangnya. Sialnya aku tertanduk hingga hpku tersisa seper empat. Aku bangkit dan mencoba menyerang lagi. Monster itu bersiap dengan tanduknya
[steathslash]
Hpnya mulai berkurang lagi. Saat dia membelakangiku aku menyerangnya tanpa henti. Hingga hp ku sisa 1 per 8 aku terus menyerangnya dengan kuat
[steathslash]
Monster itu mati. Dan aku merasa hp ku penuh kembali
‘ Level up’
Posting Komentar

Back to Top