online. Aku memang sangat suka bermain berbagai macam game online,
“aku Log Out. Ada yang harus ku selesaikan” ku mengetik di komputer sekolahku, ya bisa di bilang aku
bermain game di sekolah, bukan karna aku malas mengikuti pelajaran. Namun, karna aku sudah
menyelesaikan tugas lebih dulu dari mereka dan guru membiarkanku bermain game online yang memang
di sediakan di sekolah untuk menjadi motivasi para siswa setelah belajar.
“Pelajaran Hari ini kita selesaikan. semuanya, tinggalkan ruangan ini. Ciel, kau tetap di sini” kata lusensei.
Guru informatika di sekolahku. Sesuai perintahnya, aku tetap di tempat hingga seluruh pelajar
keluar
“ada apa sensei?” tanyaku
“ciel. Nilaimu masih baik, sampaikan pada orang tuamu agar mengambil laporan belajar di pertengahaan
semester ini” kata Lu-sensei
“baik.”ucapku sambil mengambil tas ku dan berjalan kembali ke kelas, hari ini seperti biasanya,
membosankan. Aku hanya berjalan melewati lorong sekolah dan melewati sekumpulan orang bodoh yang
terlalu antusias. Aku tidak berfikir, kenapa mereka sangat ingin di lihat sedang membawa buku dan
membaca. Bahkan saat sedang jam istirahat. Intinya, aku membenci sekumpulan orang antusias itu.
“ciel.. kau ada waktu?” tanya seorang gadis yang menghentikan langkahku dengan mencegatku
“katakan sekarang. Aku harus makan.” Jawabku datar
“kau harus berhenti. pelajaranmu akan sangat terganggu. Ku tahu apa yang kau lakukan di ruang
komputer” kata gadis itu. dia adalah Hiru. Adikku, mungkin bisa di bilang adik angkat. Entah kenapa dia
sangat ingin aku belajar.
“Bicaralah pada tembok. Kalau hal itu, aku tidak akan mendengarkanmu” kataku sambil
meninggalkannya terdiam dengan buku di tangannya. Aku terus berjalan ke kelas. Hingga saat aku
sampai di sana aku melihat para rekanku melihat sesuatu di papan tulis, aku tidak memperdulikan itu dan
segera duduk dan mengambil handphoneku
‘Hey, hanya untuk sabtu besok., datanglah ke sekolah. Jangan membuatku malu karna kalian tidak
datang, dan, jangan transfer uang lagi padaku, aku malas ke ATM , uangku sudah lebih dari cukup’ aku
mengirim sms demikian ke orang tuaku. Memang, itu terlalu kasar bila ku ucapkan pada orang tuaku.
Tapi apa aku peduli? Merekapun hanya memperdulikan pelajaranku, dan tidak pernah memballas pesanku
atau menelpon. Yang mereka lakukan hanya mentransfer uang dalam jumlah besar ke padaku dengan
lampiran ‘Belajar’
“Ciel. Kau sudah liat ini?” kata raver padaku. Raver adalah teman dekatku, yang juga seorang gamer.
Tetapi, dia lebih memilih untuk serius belajar dan hanya online terkadang saja.
“nilai ujian komputer?” tanyaku. Sungguh tidak menarik melihat daftar nilai.
“aku lihatnya nanti saja saat pengambilan nilai” kataku sambil memberikannya lagi dan berjalan ke depan
kelas kemudian kembali bermain dengan handphoneku hingga handphone ku bergetar kembali
‘maaf. Untuk sabtu besok. Ayah dan juga ibu tidak bisa datang. Karna sekarang sedang mengurus
sebuah proyek. Nanti, ayah akan ambil seminggu setelahnya’ begitulah isi pesan balasannya. Aku sangat
geram membacanya
‘oh. Yasudah, aku juga tidak mengharapkan kedatangan kalian. Aku benar benar malas melihat wajah
kalian lagi’ balasku. Sambil mematikan layar handphoneku
“kau ini. dengan orang tuamu sangat kasar.” Kata seseorang di belakangku yang ternyata adalah hiru yang
sedang berada di belakangku
“aku kesal. Coba kau lihat balasan pesan orang tuaku” kataku sambil memberi handphoneku ke hiru. Dia
membaca pesan entah dari ayah atau ibuku
“mereka kan sedang sibuk.”kata hiru sambil memberikan handphone ku
“tetapi. Dia sudah dua kali tidak hadir dengan alasan yang sama.” Ucapku datar sambil mengambil
handphoneku lagi.
“aku masuk dulu.. sampai ketemu pulang sekolah” kata hiru beranjak pergi ke kelasnya. Aku berjalan ke
kelasku dengan malas. Hingga ku lupa, saat ini aku pulang lebih dulu, karna aku hanya punya kelas
komputer dan fisika. Karna gurunya tidak datang, jadi rekanku sudah pulang.
“kalau begini. Aku menunggu hiru atau pulang?” tanyaku pada diriku sendiri sambil menggaruk kepalaku
‘hiru. Maaf mengganggu. Apa kau bawa kendaraan? Aku lupa kalau hari ini guru fisika tidak ada, jadi
aku sudah waktunya pulang. Cepat balas’ aku mencoba mengirim pesan ke hiru. Sambil menunggu aku
pergi ke kantin dan membeli minuman untukku
“pulang cepat ya?” tanya Lu-sensei yang kebetulan sedang makan di sana. aku hanya mengangguk dan
duduk di mejanya
“hmm.. sensei. Maaf orang tuaku tidak bisa datang sabtu besok” ucapku padanya
“sibuk lagi ya. aku paham” katanya santai. Tiba tiba handphone ku bergetar pertanda ada telpon
“maaf” kataku sambil berjalan ke taman dan mengangkatnya.
“ciel?” kata hiru dari telpon
“ya? bagaimana?” tanyaku
“aku sudah di parkiran. Kau kemana sih?” kata hiru
“aku kesana” jawabku sambil mematikan telpon. Aku berjalan mengambil tas ku dengan sedikit terburu
buru. Dan segera berjalan ke parkiran, tanpa memperdulikan Lu-Sensei.
“maaf membuatmu menunggu” kataku pada hiru saat sudah sampai di sana. tapi, yang ku ajak bicara
hanya melihatku
“apa yang kau lihat?” tanyaku saat mengetahuinya menatapku
“ciel.. ciel.. aku heran, kau anak orang kaya.. tapi, kau tidak pernah bisa memakai dasi dengan benar,”
kata hiru sambil berjinjit dan merapihkan dasiku. Ya, tinggiku dengannya berbeda hingga lima belas
sentimeter. Dan aku memang tidak bisa memakai dasi dari dulu. Karna aku tidak suka memakai hal yang
membuatku menjadi lebih lambat.
“ayo pulang” kataku
“sebentar, “jawabnya
“apa lagi?”tanyaku sedikit kesal oleh tingkahnya. Dia mengambil handphonenya dan memainkannya
“hey, jika ingin bermain handphone. Saat sudah sampai rumah saja.”kataku sambil menarik tangannya,
sepertinya dia terkejut , karna sebelum bisa mengikuti gerakanku, dia tersandung, karna aku terlanjur
menariknya, jadi aku segera menangkapnya dengan tanganku sebelum dia jatuh. Dan wajah kami
berhadapan. Dia menatapku kaget, begitu pula aku. Tak lama kemudian, dia bangkit berjalan ke arah
gerbang
“ayo pulang” katanya sambil memalingkan wajahnya dariku. Apa dia marah?. Aku mengambil motorku
di parkiran. Dan dia naik ke motorku saat aku sudah keluar ke jalan raya. Aku menjalankan motorku
dengan sedikit cepat, tetapi. Kali ini terasa berbeda. Tak ada perbincangan antara kami seperti biasanya.
Ku benar benar berfikir kalau dia marah karna aku menarik tangannya dengan sedikit keras.
“hiru.. maaf. Aku tidak bermaksud ingin mencelakakan mu.” Kataku di perjalanan. Hiru memang sudah
ku anggap sebagai adikku. Dia selalu bisa menghiburuku saat aku sedang merasa sedikit kesepian karna
tidak ada siapapun di rumah, bahkan dia sekarang tinggal di rumahku, karna orang tuanya juga sepertiku.
Tetapi, orang tuanya rutin mengunjunginya ku rumahku.. dan orang tuanya sangat bersifat baik padaku.
Terkadang aku malah menganggap mereka orang tuaku. Walaupun aku sangat dekat dengan hiru. Aku
masih tidak nyaman dengan sifat ke kanak kanakannya.
“ciel!!. Awas Ada Truk!!” teriakny menyadarkanku dalam lamunanku. Aku segera menghindari truk itu
dan kembali berjalan. Tapi, mungkin dia sangat ketakutan hingga memelukku.
“huh. Dasar. Sudah ku bilang jangan melamun” kata hiru memukul helmku
“hehehe.. maaf” jawabku
“ kau sudah makan?” tanya hiru saat aku keluar dari kamarku.
“sudah” jawabku santai
“dimana? Saat kau sampai, kau hanya di kamar. Bahkan, kau masih memakai seragam sekolahmu. Dan
kau sepertinya sama sekali tidak merapihkan rambutmu” Tanyanya heran. Memang saat sampai rumah
aku langsung bermain game dan kemudian ketiduran di depan komputerku
“di game” jawabku sambil meminum air dingin dari kulkas
“haaaah??” tanyanya heran.
“tidak mungkin kau bisa kenyang dengan hanya memakan gambar monitor.” Lanjutnya
“tentu, jadi apa ada makanan?” tanyaku padanya
“ambil di meja makan. Dan itu ada brosur bagus” katanya tanpa menoleh karna sedang asik menonton
televisi. Aku mengambil makanan itu di meja makan dan membiarkan brosur itu di sana. aku kembali ke ruang tengah dan makan di kursi dekat hiru.
“mana brosurnya?” tanya hiru saat aku duduk di sampingnya
“kutinggal. Lagipula sepertinya tidak penting” jawabku sambil meneruskan makanku
“huh. Itu perguruan tinggi.” Kata hiru
“aku sudah tahu” kataku
“tempatnya di kyoto. Tapi, ku harap kau tidak tertarik” kata hiru. Aku yang mendengar perkataanya
menjadi heran. Padahal dulu dia sangat ingin aku kuliah dan menjadi pintar, sekarang dia tidak ingin aku kuliah disana, memang. Tempatnya di kyoto. Cukup jauh dari rumahku
“kenapa?”tanyaku
“terlalu jauh. Lagipula kau akan ada dalam masalah bila tidak tinggal denganku” katanya sedikit sombong sambil memainkan remote yang ada di tangannya.
“tidak akan. Karna aku bisa membeli makanan jika aku lapar” kataku sambil menaruh piring itu dan
mengambil minuman di kulkas
“kau tidak mengerti ya?” tanyanya
“tidak mengerti apa?” aku balik bertanya padanya
“lupakan.” Katanya sambil mengganti chanel tv. Aku kembali ke kamarku di lantai atas.
Saat aku
berbaring. Layar monitorku menyala dengan sendirinya
>>Anda memiliki satu pesan<<
‘Hari ini cerah kan ciel lonlion? Aku yuuta. Kau pasti tidak mengenalku, ku tunggu kau di server. Akutidak sabar menghadapi seoranga leon. Player yang sudah sangat di kenal dengan kehebatannya’
>yuuta<
“tidak jelas” kataku saat mematikan layar monitorku dan juga mematikan komputerku. Aku sedang malasuntuk melakukan apapun. Saat ini aku hanya ingin membaringkan diri di tempat tidur.
>>Anda memiliki satu pesan<<